Di Pasaran, Harga Cangkul Impor China Lebih Murah dari Produk Lokal

6 November 2019 17:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas Oil Spill Combat Team (OSCT) menggunakan baju Tyvex, helmet, sarung tangan dan membawa cangkul saat membersihkan tumpahan minyak (Oil Spill) di Pesisir Pantai Sedari, Karawang. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas Oil Spill Combat Team (OSCT) menggunakan baju Tyvex, helmet, sarung tangan dan membawa cangkul saat membersihkan tumpahan minyak (Oil Spill) di Pesisir Pantai Sedari, Karawang. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Cangkul yang seharusnya bisa diproduksi di dalam negeri ternyata sejauh ini masih banyak yang impor. Hal ini membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) marah. Kemarahan Jokowi soal cangkul impor ini disampaikan saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 2019.
ADVERTISEMENT
Wajar saja Jokowi marah. Sebab, menurutnya, pasar cangkul di Indonesia masih sangat besar yang harusnya bisa dimaksimalkan warga lokal.
Pacul yang dijual di Toko Material Pasar Minggu. Foto: Moh Fajri/kumparan
kumparan menyambangi beberapa toko bangunan tak lama setelah Jokowi marah soal cangkul impor. Seorang pedagang material di Pasar Minggu mengungkapkan, di tempatnya memang sebelumnya menjual cangkul dari China. Namun, saat ini barangnya sudah tidak ada.
“Kalau dulu ada Cap Ayam, cuma Cap Ayam dari China. Ini saya dapatnya ini (merek Stamvick), enggak tahu lokalan apa enggak,” ujarnya saat ditemui di tokonya yang tidak jauh dari Stasiun Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (6/11).
Saat ini, stok yang ia punya hanya merek Stamvick. Cangkul itu ia tawarkan dengan harga Rp 57.500 tanpa gagang. Untuk membeli gagang setidaknya harus merogoh kocek dari Rp 15.000 sampai Rp 20.000.
ADVERTISEMENT
“Pacul (cangkul) ini Rp 57.500. Ini yang bagus merek Stamvick,” terangnya.
Pacul yang dijual di Toko Material Pasar Minggu. Foto: Moh Fajri/kumparan
Sementara itu, di toko bangunan lain di Jalan Raya Pasar Minggu, kumparan bertanya cangkul yang kualitasnya baik. Seorang pria penjaga toko langsung menawarkan merek lokal, yaitu Mata Elang yang dibanderol Rp 80.000.
“Iya ada yang bagusan juga dari lokal. Ini (merek Mata Elang) sama-sama lokalan,” ungkap pria yang menjaga toko.
Cangkul merek Mata Elang hanya dibungkus sebuah plastik terang dengan dilengkapi stiker bertuliskan Made in Indonesia. Sejauh ini penjualan cangkul menurutnya normal-normal saja.
Pacul yang dijual di Toko Material Pasar Minggu. Foto: Moh Fajri/kumparan
Selain merek lokal, di toko tersebut juga menjual cangkul bertuliskan Cock Brand. Cangkul dari China ini dijual dengan harga Rp 55.000.
“Kalau paculnya (Cock Brand) doang Rp 55.000. Gagangnya beda lagi Rp 20.000,” ungkapnya.
Pacul yang dijual di Toko Material Pasar Minggu. Foto: Moh Fajri/kumparan
Mari lanjut bergeser ke toko Ace Hardware, Kalibata. Saat dicari-cari di segala sudut ruangan toko, tidak tampak cangkul yang dijual. Seorang petugas lalu datang menghampiri, dengan tenang ia mengungkapkan sudah lama Ace Hardware tidak menyediakan cangkul.
ADVERTISEMENT
Namun, ia menyebut, dulu cangkul yang dijual adalah merek lokal, Krisbow. Saat ini, Ace Hardware Kalibata lebih memilih menjaga stok sekop daripada cangkul. Sekop yang dijual di Ace Hardware juga bermerek Krisbow.