Diboikot karena Sumbang Makanan ke Tentara Israel, McDonald’s Buka Suara

21 Oktober 2023 10:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
Suasana di McD Sarinah jelang penutupan. Foto: Dok. Kharis
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di McD Sarinah jelang penutupan. Foto: Dok. Kharis
ADVERTISEMENT
Keputusan McDonald's memberikan bantuan makanan ke tentara Israel pekan lalu menuai kecaman. Sejumlah masyarakat di belahan dunia lain memboikot perusahaan makanan cepat saji asal Amerika Serikat ini.
ADVERTISEMENT
Terkait kabar ini, McDonald's Indonesia buka suara. Associate Director of Communications McDonald’s Indonesia, Meta Rostiawati mengatakan sebagai perusahaan waralaba, mereka berada di bawah bendera PT Rekso Nasional Food PT Rekso Nasional Food yang sepenuhnya dimiliki oleh pengusaha asli Indonesia dengan jumlah karyawan lebih dari 16.000 tenaga kerja lokal.
Konsep baru McD di Eropa. Foto: REUTERS/Piroschka van de Wouw
Kata Meta, McDonald’s Indonesia berkomitmen untuk senantiasa memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan, menyajikan makanan dengan kualitas terdepan, dan memberikan manfaat yang besar bagi komunitas sekitar dan masyarakat Indonesia.
Sejalan dengan filosofi “Niat Baik, Hasil Baik” yang diajarkan oleh pendiri kami, kami akan terus berupaya menjadi bagian yang positif dari komunitas dimana kami beroperasi. Dedikasi kami sepenuhnya difokuskan untuk memberikan pengalaman McDonald's yang disukai dan dipercaya pelanggan.
ADVERTISEMENT
Perusahaan juga mengaku sangat prihatin melihat eskalasi konflik baru-baru ini di Timur Tengah.
"Sebagai pemegang waralaba yang memiliki peran dalam mengembangkan jaringan McDonald's di Indonesia, bagi kami komunitas adalah jantung dari bisnis perusahaan. Simpati kami tujukan kepada para korban, keluarga mereka, dan komunitas yang terdampak," ujarnya.
Sebelumnya, Sejumlah masyarakat dunia memboikot McDonald's atau McD usai perusahaan tersebut memberi makanan gratis kepada tentara dan warga Israel. Pemberian makanan itu di tengah memanasnya konflik Hamas-Israel di Jalur Gaza.
Mengutip News Week, Minggu (15/10), sejumlah pengguna X mengkritik waralaba itu. Salah satunya berisi kecaman karena McD ikut terlibat dalam konflik.
"McDonald's menyediakan makanan gratis kepada IDF, (pasukan militer Israel). Mari kita boikot McDonald's karena mendukung perusahaan yang terlibat dalam konflik adalah hal yang salah, terutama jika menyangkut hilangnya nyawa orang yang tidak bersalah," cuit pengguna X.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, ada pula unggahan poster berisi seruan mendukung kesadaran dan akuntabilitas. Dalam hal ini, McD diminta untuk lebih adil.
Demonstran mengikuti protes mendukung warga Palestina di Gaza, ketika konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di Ramallah, di Tepi Barat yang diduduki Israel, Senin (16/10/2023). Foto: Yosri Aljamal/REUTERS
Adapun pada Kamis (12/10), McDonald's mengunggah tulisan di Instagram yang mengatakan bahwa mereka telah menyumbangkan puluhan ribu makanan ke Israel selama beberapa hari terakhir selama konflik yang sedang berlangsung.
"McDonald's menyumbangkan dan terus menyumbangkan puluhan ribu makanan kepada unit IDF, polisi, rumah sakit, penduduk di sekitar Jalur Gaza dan semua pasukan penyelamat. Kami terus menyumbangkan ribuan makanan setiap hari untuk pasukan kami di seluruh negeri. Selain diskon 50 persen untuk tentara dan pasukan keamanan yang datang ke cabang kami," isi unggahan McDonald di Instagram.
Mereka menjelaskan dalam satu postingan bahwa telah membuka lima restoran dengan tujuan memberikan bantuan dan sumbangan kepada pasukan keamanan dan berencana untuk mengirimkan 4.000 makanan setiap hari.
ADVERTISEMENT