Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Dicampur Etanol 2%, Harga Pertamax Cs Bakal Naik Rp 50/Liter
19 Desember 2017 17:49 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Dalam sidang Dewan Energi Nasional (DEN) di Kementerian ESDM hari ini, diputuskan bahwa program mandatori penggunaan campuran etanol 2% (E2) untuk bensin di atas RON 92 akan segera dijalankan.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya kandungan etanol 2% itu, harga bensin RON 92 seperti Pertamax akan naik sekitar Rp 50/liter. Sebab, harga etanol lebih mahal dibanding BBM.
"Kira-kira selisihnya enggak besar. Informasi dari Dirjen EBTKE, kalau E2 itu dengan HIP (Harga Indeks Pasar) sekarang sekitar Rp 30-50 per liter," kata Sekjen DEN, Saleh Abdurrahman, saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (19/12).
Menurut Saleh, kenaikan sebesar Rp 50/liter itu tak signifikan, tak perlu ditambal dengan subsidi. Toh pembeli bensin RON 92 ke atas adalah orang-orang mampu.
"Jadi itu masih bisa dipenuhi konsumen di RON 92 ke atas. Jadi ini hanya untuk RON 92 ke atas karena mereka kan sudah tidak disubsidi, jadi dianggap bisa menerima perbedaan sedikit harga ini nantinya," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Namun, HIP bahan bakar nabati (BBN) berubah setiap bulan. Jadi bisa saja kenaikan harga bensin RON 92 kurang dari Rp 50 kalau HIP BBN sedang turun. Sebaliknya kalau HIP BBN naik, harga bensin yang dicampur etanol akan semakin mahal.
"Setiap bulannya kan HIP berubah, kalau turun ya turun," ucap dia.
Sebelumnya, Kementerian ESDM menetapkan penggunaan campuran etanol sebanyak 5% (E5). Namun direvisi menjadi E2 karena pasokan etanol dari dalam negeri belum mencukupi.
"Kita akan mulai dulu dari etanol 2% karena terkendala supply, masih rendah," kata Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar.
Secara bertahap, program E2 akan ditingkatkan menjadi E5 seiring dengan peningkatan kapasitas produksi etanol di dalam negeri. "Tentu program-programnya harus kita rancang utuh tentang 5% ini," tutup Arcandra.
ADVERTISEMENT