Didiet Maulana: Shopee Buktikan Batik Nusantara Layak Ekspor

10 Oktober 2023 9:44 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rayakan Hari Batik nasional, Shopee kembali gelar Cerita Batik Masa Kini. Dok. Shopee.
zoom-in-whitePerbesar
Rayakan Hari Batik nasional, Shopee kembali gelar Cerita Batik Masa Kini. Dok. Shopee.
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tepat pada hari ini sembilan tahun yang lalu, batik telah ditetapkan sebagai warisan untuk budaya lisan dan nonbendawi (Master of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) oleh UNESCO. Oleh sebab itu, pemerintah menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional.
Menjadi sebuah kebanggaan, batik sudah diakui dan dikenal hingga mancanegara. Bahkan, banyak tokoh dunia termasuk selebritis internasional dan tokoh penting lainnya seperti kepala negara kedapatan mengenakan pakaian bermotif batik di acara atau ajang bergengsi.
Hal inilah yang membuat perancang busana ternama Indonesia, Didiet Maulana, kagum. Ia menyadari peran penjual batik di Indonesia—yang semakin gencar memperluas pasarnya hingga ke luar negeri dengan memanfaatkan teknologi digital seperti Shopee—membuat Batik semakin dikenal mancanegara.
“Sungguh, sebagai seorang fashion designer dari Indonesia, salah satu cita-cita saya adalah menyebarluaskan batik sebagai warisan kultural Nusantara menjadi sebuah elemen penting dalam perkembangan tren fashion dunia,” ujar Didiet saat menjadi narasumber di Cerita Batik Masa Kini.
Dalam acara yang diselenggarakan oleh Shopee untuk memperingati Hari Batik Nasional 2023 itu, Didiet menambahkan, batik terus mengalami perkembangan baik dari segi motif dan juga styling.
“Mungkin seperti yang kita tahu kalau dulu batik itu cuma dipakai waktu untuk acara-acara formal. Nah, kenapa batik itu semakin populer di kalangan masyarakat saat ini? Ya karena dia terus berevolusi baik dari segi motif yang makin beragam, dan juga cara pemakaian atau stylingnya yang membuat batik semakin menarik,” tambahnya.
Pria 24 tahun ini juga menjelaskan, ada beberapa motif modern yang menjadi tren dalam dunia fashion batik. Salah satu motif yang sedang populer adalah motif abstrak yang menggabungkan berbagai elemen geometris dan bentuk non-tradisional.
Didiet Maulana saat menjadi narasumber di Cerita Batik Masa Kini. Dok. Shopee
“Motif ini memberikan kesan yang lebih kontemporer dan cocok untuk digunakan dalam gaya sehari-hari. Selain itu, motif floral dengan warna-warna cerah juga menjadi pilihan yang menarik untuk tampil lebih fresh dan bersemangat, seperti yang dimiliki oleh batik Damakara ini,” ungkap pendiri IKAT Indonesia tersebut.
Menanggapi Didiet, Head of Marketing Growth Shopee Indonesia, Monica Vionna, membenarkan kalau penjualan batik dari tahun ke tahun memang mengalami peningkatan.
“Berdasarkan data yang kami miliki, semakin ke sini, penjualan batik semakin meningkat, tidak bergantung pada momen-momen tertentu saja. Di sepanjang tahun 2023 ini saja, sudah jutaan produk fashion batik karya rekan-rekan UMKM lokal, sudah berhasil terjual di Shopee, bahkan hingga mancanegara,” jelas Monica.
Cerita Batik Damakara, gerakan sosial yang sukses jadi bisnis besar
Keseruan acara Cerita Batik Masa kini. Dok. istimewa
Selain Didiet, Shopee juga mengundang Dini Prihastiti, pemilik jenama Damakara di acara Cerita Batik Masa Kini, adalah Damakara merupakan jenama asal Bandung yang merupakan salah satu penjual batik yang berhasil mengembangkan bisnisnya melalui platform marketplace Shopee.
“Jadi saya dan suami saya Bheben, bangun Damakara itu di tahun 2019, terinspirasi dari Iris Grace, anak berkebutuhan khusus yang mengekspresikan diri lewat painting dan hasil lukisannya dinilai bagus oleh
kurator, terinspirasi dari hal tersebut kita pun bekerja sama membuat produk berkolaborasi dengan anak berkebutuhan khusus,” jelas Dini.
Ia melanjutkan, kemudian pada 2020, usaha yang baru kita dirikan ini cukup tersendat karena pandemi. Saat itulah dirinya mencoba untuk go digital lewat Shopee dan masih eksis hingga sekarang.
Sebagai pegiat UMKM, Dhini merasa Damakara harus semakin berkembang, untuk bisa terus membantu anak-anak berkebutuhan khusus.
“Damakara, itu kan social business, awalnya nggak jualan di marketplace, tapi kita mulai mikir, walaupun ini social business, Damakara harus tetap bisa besar. Seiring berjalannya waktu, customer minta transaksi lewat Shopee karena mudah. Akhirnya kita mempelajari jualan di Shopee ini seperti apa? Dan setelah itu kita merasakan bisnis kita jauh lebih growing, sampai 770 persen kenaikan omzetnya,” tambah Dhini.
Dhini pun mengakui bahwa setelah terjun ke dunia e-commerce, pangsa pasar produk Damakara meluas mencakup seluruh Indonesia bahkan luar negeri. Jenama yang didirikan oleh Dhini Prihastiti dan Bheben Oscar ini bahkan terjual ke Malaysia, Singapura, hingga Taiwan.
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio