Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Didukung PLN, UMKM Difabel Ini Bisa Raup Rp 800 Juta Setahun
20 Januari 2025 9:47 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
PT PLN (Persero) memiliki binaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang terdiri dari para difabel yakni Pulas Katumbiri (Puka). UMKM tersebut bergerak di bidang kerajinan dan bisa meraih omzet hingga Rp 800 juta dalam setahun.
ADVERTISEMENT
Dessy Nur Anisa Rahma sebagai Penggagas Puka yang berbasis di Bandung, Jawa Barat menjelaskan awalnya omzet setahun dari UMKM tersebut hanyalah 100 juta namun meningkat ketika Puka menjadi mitra binaan PLN Peduli.
“Sebelumnya itu setahun itu kami hanya mendapat paling besar itu Rp 100 juta. Tapi sekarang alhamdulillah sudah mencapai Rp 800 juta,” ujar Dessy ketika ditemui di gerainya, Minggu (19/1).
Didirikan sejak 2015, Puka memiliki produk berupa berbagai kerajinan tangan yang dibuat oleh para difabel down syndrome, tunadaksa, autism, tuli, dan juga ada dari teman cerebral palsy (lumpuh otak).
“Mereka bisa untuk kegiatan crafting, yaitu adalah crafting meronce, lalu juga ada crafting makram, sulam, embroidery, dan lain sebagainya. Jadi kita berproduksi sesuai dengan kemampuan mereka,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Puka tidak hanya memberdayakan para difabel di Bandung melainkan sudah di beberapa kota lain seperti Surabaya, Banyuwangi, Sukabumi, dan Tasikmalaya. Total terdapat 30 difabel yang terlibat dalam proses kreatif secara langsung di gerai maupun dari rumah.
“Teman-teman difabel yang ada 30 orang tersebut, ini kami bekerja sama dengan SLB yang ada di Bandung. Lalu juga dari Dinas sosial Provinsi Jawa Barat dan juga ada beberapa komunitas yang kami ajak kerja sama. Seperti POTADS itu adalah komunitas down syndrome. Lalu juga ada komunitas teman tulip yang ada di Bandung,” lanjutnya.
Produk Puka juga tidak hanya dipasarkan di Bandung melainkan di beberapa kota di Indonesia bahkan luar negeri.
“Kami juga bekerja sama dengan beberapa consignment store yang berada di kota-kota lainnya, seperti di Pekanbaru, Jambi, Solo, Jakarta, dan lain sebagainya. Di luar negeri juga ada dua store di Singapura dan juga Malaysia,” jelas Dessy lebih lanjut.
Dari omset yang diraih, Puka melakukan sistem pengupahan lewat dua skema. Untuk difabel yang bekerja dari rumah pengupahan dilakukan berdasarkan produk yang dibuat sementara untuk difabel yang bekerja ke gerai pengupahan dilakukan berdasarkan hari kerja.
ADVERTISEMENT
Krisantus Hendro Setyawan sebagai Senior Manager Komunikasi dan Umum PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat menjelaskan langkah ini menjadi langkah PLN dalam mendorong difabel untuk lebih percaya diri, berdaya guna dan mandiri.
Di samping itu, PLN juga memberikan pelatihan untuk teknik pemasaran, desain dan pendampingan bagi para difabel yang baru bergabung.
“Harapannya dengan pendampingan ini hasil yang dibuat dari teman-teman kita ini dapat meningkatkan performa mereka,” jelas Krisantus.
Diketahui, saat ini PUKA memiliki 37 orang tenaga kerja di mana 7 orang adalah tenaga administrasi dan 30 orang adalah tenaga disabilitas. Sebelumnya PUKA hanya memiliki 10 orang tenaga kerja.