Diibaratkan Sihir oleh Eks Bos BEI, Saham DCII Melonjak Hampir 14 Ribu Persen

20 Juni 2021 18:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi investasi di pasar saham. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi investasi di pasar saham. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Pergerakan saham PT DCI Indonesia Tbk atau DCII melesat tajam. Kenaikan harganya mencapai hampir 14.000 persen. Kondisi tersebut tentu menyita perhatian khususnya para pelaku di pasar modal.
ADVERTISEMENT
Saham DCII masuk di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pekan pertama perdagangan tahun 2021. DCII resmi tercatat pada Rabu (6/1) atau 2 hari setelah PT FAP AGRI Tbk (FAPA).
"DCII dicatatkan pada sektor Trade, Services & Investment dengan subsektor Computer and Services. FAPA dan DCII Tercatat pada Papan Pengembangan BEI," kata Sekretaris Perusahaan BEI, Yulianto Aji Sadono dalam siaran pers BEI, Sabtu (9/1).
Saat itu, DCII melepas 357,56 juta saham baru atau setara 15 persen dari modal yang disetor perseroan. Harga penawaran saat ini Rp 420 per saham.
Selang dalam waktu 6 bulan, saham emiten penyedia data center ini tajam. Di perdagangan minggu kemarin, saham DCII sempat berada di level Rp 59.000 atau sudah naik hampir 14.000 persen dibanding saat pertama kali melantai.
ADVERTISEMENT
Mantan Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, Hasan Zein, ikut mengomentari kenaikan saham DCII. Ia mengibaratkan lonjakan tersebut seperti sihir.
“Sihir itu bernama DCII. Saham DCI Indonesia Tbk. Tercatat di BEI 06 Januari 2021. Harga IPO Rp 420. Pada Sesi 1 hari Rabu 16 Juni 2021 mengalami ARA - saya tak menghitung yang ke berapa - pada harga Rp 60.300. Tidak. Anda tidak keliru membaca!” kata Hasan melalui keterangannya yang dikutip kumparan pada Minggu (20/6).
Ilustrasi pabrik Tesla. Foto: Shutter Stock
Hasan mengungkapkan investor Amerika Serikat menganggap saham TSLA (Tesla) sebagai keajaiban karena harganya naik 160 kali lipat dalam kurun 10 tahun sejak IPO. Sehingga ia merasa saham DCII adalah keajaiban di puncak keajaiban.
“Naik hampir 150 x dalam kurun waktu enam bulan sejak IPO! Saya belum pernah membaca peristiwa seperti ini selama 45 tahun menjadi pelayan di pasar modal,” ungkap Hasan.
ADVERTISEMENT
Hasan merasa DCII memang menangkap peluang besar dari transformasi ekonomi Indonesia ke arah ekonomi digital. Menurutnya, dalam lingkungan transformasi cepat semacam itu maka tiap organisasi terutama unit usaha menghadapi pertumbuhan terus-menerus dan berkelanjutan.
Hasan mengungkapkan dalam kondisi itu butuh dukungan pusat data yang mampu menyediakan fasilitas penyimpan informasi dan aplikasi bisnis yang andal, efisien, aman, dan mampu dengan cepat menyesuaikan pelayanan dengan perkembangan bisnis model mereka. Ia memperkirakan potensi nilai bisnis data center hingga 2025 masih berkisar di USD 4 miliar per tahun.
Lebih lanjut, Hasan menuturkan ada dua catatan yang dibuatnya mengenai lonjakan saham DCII. Pertama, ketika suatu teknologi baru berkembang akan ada banyak entry ke dalam industri. Sedikit perusahaan akan berkembang menjadi leader. Sebagian besar akan get out of the market
ADVERTISEMENT
“Kedua, sekadar perbandingan, Hyperscale Data Center (HDC) milik DCII dan TLKM yang melakukan toping off pada waktu hampir bersamaan. Keduanya memiliki setifikasi tier 3 dan 4. HDC milik DCII memiliki kapasitas 3.000 rack. 15 MW. HDC milik TLKM memiliki kapasitas 10.000 rack dan 75 MW,” tutur Hasan.