Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, ramai di media sosial Twitter perihal isu PT Pos Indonesia menuju kebangkrutan. Dari isu itu, mencuat kabar bahwa PT Pos sampai harus meminjam uang ke bank untuk membayar gaji karyawan.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Pos Indonesia Gilarsi Wahyu Setijono angkat bicara merespons hal itu. Ia mengatakan, pihaknya tak meminjam uang bank untuk membayar gaji karyawan.
Ia menjelaskan, peminjaman uang dari perbankan yang dilakukan PT Pos adalah untuk modal operasional sebagaimana perusahaan pada umumnya.
“Bahwa kami pinjam uang dari bank benar. Tapi bukan untuk urusan membayar gaji lah,” ujar Gilarsi kepada kumparan, Senin (22/7).
Ia lantas menceritakan kondisi PT Pos saat ini, memang tak dipungkiri tengah menghadapi tantangan dalam pembiayaan operasional. Penugasan pemerintah yang membebani PT Pos, sebab subsidi yang diberikan tak mencukupi.
“Yang menjadi beban Pos Indonesia adalah pelaksanaan PSO (Public Service Obligation) yang antara beban biaya pengelolaan dengan kompensasi yang diberikan kepada Pos Indonesia tidak berimbang dan mengakibatkan losses di operasional kami,” papar dia.
Pihaknya saat ini sedang berupaya untuk melakukan berbagai inisiatif agar bisa lepas dari kesulitan yang terjadi. Salah satunya ialah transformasi model bisnis berbasis teknologi.
ADVERTISEMENT
“Sedang kami laksanakan dan justru tengah menuai kepercayaan dari lembaga-lembaga keuangan global dalam proses transformasi tersebut,” kata dia.
Direktur Keuangan PT Pos Indonesia Eddi Santosa pun mengamini hal itu. Ia menegaskan pihaknya tak membayar gaji karyawan dengan meminjam di perbankan. “Tidak benar,” tegasnya kepada kumparan.
Meski begitu, ia menekankan, peminjaman uang di perbankan memang dibutuhkan untuk modal kerja perusahaan yang sifatnya unpledged, yaitu tidak ada aset yang diagunkan.
“Membayar gaji termasuk dalam biaya operasi. Tapi bukan berarti pinjam uang untuk bayar gaji,” jelasnya.
Ia menerangkan, perputaran uang PT Pos saat ini rata-rata sekitar Rp 20 triliun per bulan. Jumlah yang terbilang besar, sebab PT Pos juga melayani jasa keuangan.
ADVERTISEMENT
Perihal itu, Eddi mengungkap bahwa kini PT Pos mendapatkan rating A- dari lembaga pemeringkat nasional yaitu Pefindo. Sedangkan mengenai kondisi PT Pos yang memang sedang berjuang menghadapi tantangan keuangan, menurutnya itu wajar.
“Bahwa perusahaan struggle dalam menghadapi dirupsi itu wajar saja. Saat ini Pos sedang melakukan transformasi meliputi semua aspek: bisnis, SDM, anak usaha, pengembangan produk baru,” pungkasnya.