Dikenal sebagai Bos Racun Tikus, Amran Janji Tak Ada Titip Proyek di Kementan

25 Oktober 2023 14:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mentan Amran Sulaiman bersama Wamentan Harvick Hasnul Qolbi di Kantor Kementan, Rabu (25/10/2023). Foto: Widya Islamiati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mentan Amran Sulaiman bersama Wamentan Harvick Hasnul Qolbi di Kantor Kementan, Rabu (25/10/2023). Foto: Widya Islamiati/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Pertanian Amran Sulaiman diangkat lagi menjadi Menteri Pertanian (Mentan) oleh Presiden Jokowi. Dengan kembali ke pemerintahan, dia pastikan tak akan ada cawe-cawe proyek di Kementerian Pertanian.
ADVERTISEMENT
Sarjana pertanian dari Universitas Hasanuddin ini sebelumnya dikenal sebagai pengusaha di sektor pangan. Salah satu bisnisnya adalah pembuatan racun tikus. Meski berlatar belakang pengusaha, dia janji tak akan ada konflik kepentingan dengan posisi barunya saat ini.
Amran mengeklaim pernah menutup perusahaan rintisannya yang bergerak di bidang obat pembasmi hama tikus saat menduduki jabatan Mentan pada 2014-2019.
Meskipun Amran menegaskan, perusahaan miliknya yang lain tidak diberhentikan sebab tidak berkaitan dengan bidang pertanian.
“Perusahaan aku tutup waktu jadi Menteri waktu itu. Perusahaan racun tikus. Tapi yang lain tidak ditutup dong, karena bukan soal pertanian. Kita tegas. Tidak berubah, masa bertambah umur mau berubah,” kata Amran.
Presiden Jokowi (kanan) memberikan ucapan selamat kepada Menteri Pertanian Amran Sulaiman (kiri) usai dilantik di Istana Negara, Jakarta, Rabu (25/10/2023). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
Amran diketahui merintis bisnis racun tikus semasa kuliah. Ide bisnis tersebut muncul pada tahun 1992 saat serangan hama tikus muncul di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Perusahaan racun tikus tersebut dinamai Tiran, dengan kepanjangan “Tikus diracun Amran”. Nama Tiran ini kemudian menjadi cikal bakal nama Tiran Group.
Dia membuat sebuah bom tikus yang ampuh membasmi hama tersebut. Racun tikus buatannya digunakan oleh 2,5 juta petani di Indonesia dan telah diekspor ke Jepang, Malaysia, Vietnam, Thailand, dan beberapa negara lain.
Saat itulah Amran mulai gencar mengembangkan usahanya. Dia mulai jadi produsen pestisida, kelapa sawit, gula, tambang nikel, tambang emas, hingga memiliki stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) sendiri.
Tiran Group pun menjadi raksasa dan memiliki 10 anak usaha. Salah satu anak perusahaan Tiran Group, PT Tiran Indonesia perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan nikel. Merujuk situs Kementerian ESDM, Amran Sulaiman tercatat pemegang saham mayoritas PT Tiran Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kemudian pada 2021, Amran yang menjabat sebagai Direktur PT Tiran Indonesia dan sempat diperiksa KPK.
Amran diperiksa terkait kasus dugaan korupsi tambang di Konawe Utara. Dia diperiksa untuk mantan Bupati Konawe Utara, Aswad Sulaiman, yang jadi tersangka dalam kasus ini.
Pemeriksaan terhadap Amran terkait dugaan korupsi pemberian izin kuasa pertambangan eksplorasi dan eksploitasi serta izin usaha pertambangan operasi produksi dari pemerintah Kabupaten Konawe Utara tahun 2007 sampai 2014.