Dilema Subsidi BBM Jadi Tantangan Pemerintahan Prabowo-Gibran

15 April 2024 20:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan Direktur Pelaksana Kebijakan Pembangunan, dan Kemitraan Bank Dunia, Mari Elka Pangestu, dalam acara Indonesia Sustainability Forum, Jakarta, Jumat (8/9/2023). Foto: Alfadillah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Direktur Pelaksana Kebijakan Pembangunan, dan Kemitraan Bank Dunia, Mari Elka Pangestu, dalam acara Indonesia Sustainability Forum, Jakarta, Jumat (8/9/2023). Foto: Alfadillah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintahan baru di era berikutnya akan menghadapi berbagai tantangan usai konflik yang terjadi akibat serangan Iran terhadap Israel. Apabila terjadi eskalasi konflik, dilema subsidi BBM akan timbul akibat keterbatasan anggaran.
ADVERTISEMENT
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Mari Elka Pangestu menilai, tantangan tersebut dianggap besar bagi presiden terpilih yang akan memasuki jabatan dalam enam bulan ke depan. KPU menetapkan pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden RI Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029.
“Pemerintah yang baru, ya masih 6 bulan lagi, banyak aktivitas bisa terjadi dalam 6 bulan lagi. Kalau terjadi eskalasi, pemerintah baru yang akan masuk di Oktober akan menghadapi ketidakpastian yang tinggi. Harga minyak yang tinggi di mana dilema kembali lagi subsidi BBM,” ujar Mari dalam webinar Eisenhower Fellowships Indonesia Alumni Chapter, Senin (15/4).
“Kalau kita pernah membayangkan mungkin itu satu hal yang perlu dilakukan mengurangi subsidi BBM," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia itu memprediksi anggaran subsidi BBM bisa melonjak dengan anggaran yang terbatas, kecuali pemerintah menaikkan harga BBM.
“Pengaruh (serangan Iran ke Israel) untuk Indonesia, saya lihat per 12 April harga emas sudah naik 16 persen. Harga minyak juga naik, US 10 year treasury bond yield juga naik,” terang Mari.
Selain itu, harga komoditas juga terkena dampak akibat rantai pasok terganggu. Nilai tukar rupiah bisa juga diproyeksi melemah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan tertekan.
“Dengan kejadian sudah ada serangan, diperkirakan harga minyak akan naik, inflasi akan meningkat, dan ini pun ada yang mempunyai pandangan bahwa ini mungkin Iran sengaja melakukan ini untuk mengganggu keadaan dunia, terutama dampaknya kepada Amerika,” imbuh Menteri Perdagangan Indonesia periode 2004-2011 itu.
ADVERTISEMENT