Dipanggil DPR, Sri Mulyani Lapor Kinerja APBN 2019

28 Januari 2020 11:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komisi XI DPR RI rapat kerja dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani, Jakarta, Selasa (28/1/2020). Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Komisi XI DPR RI rapat kerja dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani, Jakarta, Selasa (28/1/2020). Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
ADVERTISEMENT
Komisi XI DPR RI hari ini melakukan rapat kerja dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Rapat yang dipimpin oleh Ketua DPR RI Dito Ganinduto ini membahas mengenai kinerja APBN selama tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Dalam pemaparannya, Sri Mulyani menjelaskan, perekonomian Indonesia tak terlepas dari faktor global. Perlambatan yang terjadi pada perekonomian global pun mempengaruhi harga komoditas, yang berdampak pada penerimaan negara.
“Perlambatan perekonomian global mempengaruhi turunnya perdagangan dan harga komoditas dunia di tahun 2019. Faktor eksternal juga mempengaruhi penurunan ekspor impor Indonesia di 2019,” ujar Sri Mulyani di Ruang Rapat Komisi XI DPR RI, Jakarta, Selasa (28/1).
Meski demikian, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap stabil di kisaran 5 persen. Adapun pertumbuhan ekonomi selama 2019 diperkirakan mencapai 5,1 persen.
“Begitu juga untuk inflasi kita pada 2019 yang sebesar 2,72 persen. Ini merupakan yang terendah dalam 20 tahun terakhir,” jelasnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kiri) saat konferensi pers Laporan APBN Tahun 2019 di Gedung Djuanda I, Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (7/1). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Secara rinci, defisit anggaran pada APBN 2019 mencapai Rp 353 triliun atau 2,2 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit tahun lalu melebar dibandingkan 2018 yang juga mencatatkan defisit sebesar Rp 269,4 triliun atau 1,82 persen dari PDB.
ADVERTISEMENT
Total pendapatan negara hingga akhir 2019 mencapai Rp 1.957,2 triliun atau tumbuh 0,7 persen dari periode tahun sebelumnya atau year on year (yoy). Realisasi pendapatan negara itu hanya memenuhi 90,4 persen dari target pendapatan dalam APBN yang secara keseluruhan sebesar Rp 2.165,11 triliun.
Sementara, belanja negara tumbuh 4,4 persen (yoy) atau mencapai Rp 2.310,2 triliun. Realisasi belanja tersebut hanya memenuhi 93,9 persen dari pagu sebesar Rp 2.461,1 triliun.
Pertumbuhan belanja negara sepanjang tahun 2019 juga lebih lambat dibandingkan tahun 2018 yang tumbuh 10,3 persen (yoy).
Hingga akhir 2019, keseimbangan primer berada dalam posisi defisit sebesar Rp 77,5 triliun atau melesat 385,3 persen dari target defisit keseimbangan primer tahun lalu yang sebesar Rp 20,1 triliun. Pada periode yang sama 2018, keseimbangan primer mengalami defisit jauh lebih kecil, yaitu Rp 11,5 triliun.
ADVERTISEMENT
Pembiayaan anggaran mencapai Rp 399,5 triliun atau naik 134,9 persen dari pagu yang sebesar Rp 296 triliun. Realisasi pembiayaan anggaran itu tumbuh 30,7 persen (yoy), berbanding terbalik dengan 2018, di mana pertumbuhan pembiayaan anggaran mengalami kontraksi 16,6 persen (yoy).