Diperintah Jokowi, Menteri Investasi Bereskan Masalah Mafia Lahan di KEK Bitung

13 Juni 2021 17:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.
 Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia memastikan sudah ada calon investor yang menyatakan tertarik berinvestasi di kawasan ekonomi khusus (KEK) Bitung, Sulawesi Utara.
ADVERTISEMENT
Atas dasar itu, Bahlil langsung terbang ke Bitung hari ini, Minggu (13/6). Kepala BKPM itu mengungkapkan kunjungan kerjanya hari ini merupakan arahan langsung dari Presiden Jokowi untuk membereskan masalah yang masih menghambat proses pembangunan KEK Bitung ini.
"Saya sudah dapat calon investor, terutama di bidang hilirisasi perikanan, makanya saya datang untuk mengecek. Tapi kepastiannya akan bagaimana setelah kembali ke Jakarta untuk memformulasikannya," jelas Bahlil dalam keterangan resmi, Minggu (13/6).
Bahlil mengungkapkan, sejumlah kendala yang masih terjadi dalam pengembangan kawasan khusus ini di antaranya penguasaan lahan. Selain itu, juga belum optimalnya fungsi pelabuhan Bitung dan infrastruktur penunjang lainnya.
Kepala Badan Koordinas Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (tengah) didampingi Direktur Utama KIT Batang Galih Saksono (kiri) dan Bupati Batang Wihaji (kedua kanan) mengamati maket miniatur bangunan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB). Foto: Harviyan Perdana Putra/Antara Foto
Setelah mengecek langsung, Bahlil mengeklaim saat ini persoalan tanah sudah rampung. Begitu pula dengan konektivitas pelabuhan dan jalan tol.
ADVERTISEMENT
"Permasalahan tanah sudah selesai, terkait konektivitas pelabuhan dan jalan tol sudah bagus. Pulang dari sini saya akan melakukan koordinasi dengan kementerian untuk mempercepat proses pengembangannya," tutur Bahlil.
Sebagai gambaran, KEK Bitung merupakan kawasan ekonomi khusus yang mulai beroperasi pada 1 April 2019. Kawasan ini dibangun di atas lahan seluas 534 hektare dan dikelola oleh BUMD PT Membangun Sulut Hebat.
Bahlil mengungkapkan, setelah melihat kendala di lapangan secara langsung, ia optimistis kawasan ini bisa dikembangkan lebih cepat lagi ke depannya.
"Saya ingin melihat secara dekat, sehingga kita bisa membangun formulasi yang cepat dan tepat untuk mempercepat masuknya tenant-tenant ke KEK Bitung," tutur Bahlil.