Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Direktur Bank BCA, Santoso Liem menjelaskan, arus transaksi dalam jumlah yang besar menjadi salah satu penyebab terganggunya layanan BI Fast.
"Sistemnya yang kadang-kadang tidak siap adalah tiba-tiba ada arus pengiriman dan penerimaan besar sekali," kata Santoso kepada awak media di Kempinski Jakarta, Senin (3/4).
Dia mencontohkan, total volume transaksi normal di BCA sekitar 60 juta hingga 70 juta transaksi. Kemudian volume transaksi tiba-tiba melonjak dua kali lipat di Februari menjadi 140 juta transaksi.
"Suddenly yang tertinggi contoh Februari. Februari kan lebih pendek. Tiba-tiba orang mengajukan transaksi, otomatis jadi 140 juta transaksi. Ibarat kayak air bah saja, mirip konsep itu," terang dia.
"Beberapa layanan di bank tertentu jadi macet," imbuh Santoso.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, dia bilang, sangat sulit untuk Bank Indonesia menambah kapasitas. Sebab, semua sudah terukur.
"Kemampuan untuk memprediksi daripada stakeholder yang terlibat ini penting. Kemampuan ini yang harus terus menerus di-upgrade," kata Santoso.
Lebih lanjut, Santoso menjelaskan, Bank BCA menjadi bank terbesar nomor dua dengan transaksi BI Fast terbesar yakni 31 persen.
"Kita bersyukur, walaupun kita beberapa rada tertinggal tapi sekarang kita termasuk terbesar nomor dua," tandasnya.