Direktur Sido Muncul Pastikan Kasus EG-DEG Tak Pengaruhi Penjualan Tolak Angin

7 November 2022 10:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama PT Sido Muncul Tbk, Irwan Hidayat. Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT Sido Muncul Tbk, Irwan Hidayat. Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Saat ini masyarakat tengah resah akibat pemberitaan adanya obat sirop yang mengandung senyawa etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG). Kandungan tersebut dicurigai bertanggung jawab atas 99 kasus kematian anak akibat gagal ginjal akut.
Terkait isu ini, PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul TBK, memastikan produk Tolak Angin yang berbentuk sirop merupakan jamu yang yang ekstraknya sudah cair dan tidak mengandung EG-DEG. Tolak Angin tidak pernah menggunakan zat pelarut yang biasa digunakan pada produk farmasi yang berbentuk cair.
"Kita tidak pakai pelarut. Kita memang hanya menambahkan madu dan air di produk cair, jadi tidak pakai pelarut," tegas Irwan.
Hal ini didukung surat Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan produk Tolak Angin tidak mengandung 4 pelarut. Melalui surat keterangan BPOM tertanggal 2 November 2022 tersebut, tercantum bahwa produk sirop atau cairan obat Tolak Angin tidak menggunakan bahan tambahan Polietilen Glikol, Propilen Glikol, Sorbitol, dan Gliserin/Gliserol.
Surat Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan produk Tolak Angin tidak menggunakan bahan tambahan Polietilen Glikol, Propilen Glikol, Sorbitol, dan Gliserin/Gliserol. Foto: Dok. Sido Muncul
Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat, pun memastikan bahwa kasus obat sirop mengandung zat berbahaya EG-DEG ini tidak memengaruhi kinerja penjualan produk Sido Muncul, termasuk Tolak Angin.
"Tidak, tidak (berpengaruh kepada penjualan). Tapi saya yakin ada banyak yang mau minum (Tolak Angin), tapi tidak jadi, mending slamet gitu, ora ngombe," kata Irwan saat konferensi pers, Sabtu (5/11).
Irwan melanjutkan, pihaknya telah meminta pemerintah untuk tidak melarang penjualan Tolak Angin karena sudah terbukti tidak mengandung zat pelarut maupun zat cemarannya yang berbahaya.
"Tapi kalau terus-terusan mau beli tapi tidak boleh ya wes percoyo toh, tapi saya juga tidak bisa terlalu mendesak ke Badan POM karena dia kan lagi sulit, Kemenkes juga sulit, jadi saya paham," tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Irwan menjelaskan, meski produknya dipastikan aman, sejak larangan penjualan obat sirup oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Sido Muncul langsung mengambil tindakan sigap untuk melakukan tambahan tes atau screening untuk seluruh batch produk siropnya.
"Sejak adanya peristiwa Kemenkes yang melarang sirop itu, kami melakukan tes apakah ada etilen glikol dan dietilen glikol. Ini kami lakukan tambahan tes yang keenam, dan dipastikan di setiap batch-nya bebas," jelasnya.
Direktur Utama PT Sido Muncul Tbk, Irwan Hidayat. Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Pengetesan atau screening untuk memastikan masyarakat bahwa produknya aman dilakukan menggunakan mesin GC FID (Gas Chromatography Flame Ionization Detector). Mesin ini akan mengetes produk Sido Muncul lebih cepat dibandingkan alat sebelumnya.
Tidak sampai di situ, Irwan pun berencana menggunakan mesin pengetes etilen glikol dan dietilen glikol yang lebih canggih, yaitu GC FID Head Space. Mesin ini dibeli langsung dari Amerika Serikat seharga Rp 1,5 miliar.
"Ini nanti kalau screening cepat sekali, mungkin setengah jam selesai. Tapi kita sekarang melakukan terus pakai GC FID. Alatnya ini untuk mengetes setiap batch-nya kalau ada kasus ini, kita bisa dalami," jelasnya.
"Kita screening bahan baku dari supplier, kita ada lima screening yaitu fertilizer, pestisida, aflatoksin, logam berat, DNA babi, cemaran mikroba, terus ditambah dietilen glikol dan etilen glikol. Nanti setelah diproses dan diproduksi, sebelum masuk packing itu kita cek lagi," pungkas Irwan.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Sido Muncul