Dirut BNI Akui Saham BBNI Undervalued, Stock Split 1:2 Jadi Solusi

19 September 2023 19:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI di Jakarta, Selasa (19/9/2023). Foto: Bank BNI
zoom-in-whitePerbesar
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI di Jakarta, Selasa (19/9/2023). Foto: Bank BNI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI, Roy Tumilaar, mengakui saham BBNI terhitung undervalued atau kemurahan. Hal ini disebabkan price to book value (PBV) saham tersebut mencapai 1,4 kali dalam 10 tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
PBV merupakan rasio untuk menghitung apakah harga sebuah saham termasuk mahal atau murah. Roy membandingkan PBV emiten perbankan lainnya di atas 2 kali.
“Dan juga PBV atau price to book value BNI masih di bawah rata-rata 10 tahun terakhir yang mencapai 1,4 kali, sehingga dapat dikatakan saham BNI undervalued,” kata Royke saat konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, Selasa (19/9).
Royke menilai melalui aksi korporasi yakni pemecahan saham beredar atau stock split dengan rasio 1:2 dapat memberi kesempatan luas terhadap investor ritel. Dengan stock split, jumlah lembar saham perseroan yang beredar akan meningkat secara proporsional. Sedangkan nilai nominal dan nilai pasar dari setiap lembar saham akan menyesuaikan secara proporsional.
ADVERTISEMENT
Nilai nominal per Saham Seri A Dwiwarna dan Seri B berubah dari sebesar Rp 7.500 menjadi Rp 3.750 dengan ketentuan satu saham Seri A Dwiwarna tetap dipertahankan sebagai saham Seri A Dwiwarna milik Negara Republik Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp 3.750.
Selain itu, satu saham Seri A Dwiwarna menjadi satu saham Seri B milik Negara Republik Indonesia dengan nominal senilai Rp 3.750 per saham. Sedangkan nilai nominal per Saham Seri C dari Rp 375 menjadi Rp 187,5.
"Aksi korporasi tersebut tidak mempengaruhi kecukupan modal dan kinerja keuangan perseroan. Stock split juga tidak akan menyebabkan dilusi atau penurunan jumlah kepemilikan saham oleh pemegang saham perseroan," ujar Royke.
Dalam tiga tahun terakhir, saham perseroan telah mendapat respon positif dari para investor. Harga saham perseroan pada penutupan perdagangan tanggal 31 Agustus 2023 tercatat di level Rp 9.175 per lembar, meningkat sebesar 79,9 persen dari posisi yang sama tiga tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT