Dirut BRI: Keputusan BI Naikkan Suku Bunga Jadi 6,25 Persen Sudah Tepat

25 April 2024 10:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, Sunarso, dalam konferensi pers paparan kinerja keuangan kuartal I tahun 2024, Kamis (25/4/2024).  Foto: Dok. BRI
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, Sunarso, dalam konferensi pers paparan kinerja keuangan kuartal I tahun 2024, Kamis (25/4/2024). Foto: Dok. BRI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, Sunarso, merespons keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 6,25 persen di April 2024 merupakan langkah yang tepat.
ADVERTISEMENT
Sunarso menilai kenaikan suku bunga BI tersebut merupakan keputusan logis dan rasional. BRI harus mengikuti kebijakan tersebut dan turut serta dalam menghadapi tantangan inflasi dan mengendalikan fluktuasi nilai tukar rupiah.
“Menurut saya sudah tepat dalam rangka BI mengendalikan nilai tukar manage dan mengendalikan inflasi dalam langkah merespons tantangan itu dengan menaikkan suku bunga,” ujar Sunarso dalam konferensi pers paparan kinerja keuangan kuartal I tahun 2024 virtual, Kamis (25/4).
Sunarso menyebut perbankan secara umum harus ikut bersusah payah dalam mempertahankan likuiditas di tengah kenaikan suku bunga. Namun hal tersebut tidak menjadi masalah bagi bank pelat merah ini, tercermin dari LDR (loan to deposit ratio) mencapai 83,38 persen dan kredit tumbuh 10,89 persen.
ADVERTISEMENT
Dengan posisi keuangan tersebut, Sunarso optimistis BRI dapat mempertahankan likuiditas secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit dobel digit.
“Dengan LDR 83,38 persen menurut kita punya ekses likuiditas untuk menumbuhkan kredit. Jadi naiknya suku bunga pertama kita respons kebijakan yang logis dan rasional, tantangannya di likuiditas,” kata Sunarso.
“Saya pikir kita biasa aja dalam artian pasti kita pertahankan rasio likuiditas dengan sehat. Bukan berarti kita ngerem kredit, bisa menumbuhkan kredit 10,9 persen artinya langsung pertahankan pertumbuhan kredit 2 digit,” tambahnya.
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut kenaikan suku bunga acuan BI terjadi karena dinamika global yang bergerak sangat cepat, serta untuk menjaga nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
"BI rate naik karena untuk menjaga stabilitas rupiah dari dampak memburuknya risiko global," kata Perry dalam konferensi pers, Rabu (24/4).
ADVERTISEMENT