Dirut Bulog Puji Wadirut Baru: Jenderal yang Mengerti Kadar Air, dan Butir Patah

12 September 2024 17:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jajaran Direksi Bulog yang baru, Senin (9/9/2024). Foto: Bulog
zoom-in-whitePerbesar
Jajaran Direksi Bulog yang baru, Senin (9/9/2024). Foto: Bulog
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Bulog Wahyu Suparyono menjelaskan tugas Wadirut baru nantinya yang berfungsi untuk meningkatkan serapan gabah.
ADVERTISEMENT
Perubahan struktur direksi Perum Bulog memunculkan keberadaan posisi baru yaitu Wakil Direktur Utama (Wadirut) yang dijabat oleh Marga Taufiq.
Marga merupakan Staf Khusus Yayasan Pengembangan Potensi Sumber Daya Pertahanan (YPPSDP) Kementerian Pertahanan Republik Indonesia di bawah pimpinan Prabowo Subianto.
“Fungsinya beliau konsentrasi penuh di utamanya penyerapan ini, di lapangan. Bersyukur beliau ini sebenarnya sahabat lama saya. Ketika saya di 2015-2017, dulu ada Sergab,” kata Wahyu di Gedung DPR RI pada Kamis (12/9).
Ia mengatakan Marga merupakan sahabat lamanya, ketika Marga masih aktif di TNI, ia sempat menggarap program Serapan Gabah (Sergab).
Pekerja menjemur gabah. Foto: ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Menurutnya, Marga merupakan orang yang tepat untuk mengurus serapan gabah. Hal ini karena Marga disebut sebagai pensiunan jenderal yang mengerti seluk beluk padi.
ADVERTISEMENT
“Itu pas kita kerja sama dengan TNI AD, beliau sangat punya pengalaman. Jadi ini jenderal yang mengerti kadar air sama jenderal yang mengerti butir patah,” lanjutnya.
Saat ini untuk meningkatkan serapan, Bulog akan menggunakan skema menambah kerjasama dengan berbagai mitra. Menurut wahyu, kemitraan dan kebersamaan merupakan langkah paling tepat di era modern.
“Mungkin salah satu BUMN seperti RNI, tadi saya ngomong-ngomong punya stok, asal harganya masuk, masuk. Jadi menurut saya kemitraan, kebersamaan itu di era modern, nggak bisa ditawar lagi,” kata Wahyu lebih lanjut.
Wahyu menyebut saat ini harus ada egosentrisme antar lembaga yang dihilangkan. Setiap lembaga harus membaur demi kemajuan.
“Kita tidak bisa yang namanya egosentrisme. Kita tidak bisa yang namanya introvert. Kita mesti extrovert. Banyak berbaur ke mana-mana.Saya tidak segan-segan untuk selama itu menguntungkan kedua belah pihak. Contoh misalnya RNI ada stok lebih, tidak anu, ya kita serah. Asalnya harganya masuk ya,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT