Dirut Bulog Usulkan Operasi Pasar dan Bantuan Pangan Mulai Digelar di 2025

5 November 2024 19:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Wahyu Suparyono usai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR RI, di Gedung DPR RI Senayan, Selasa (5/11/2024).  Foto: Widya Islamiati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Wahyu Suparyono usai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR RI, di Gedung DPR RI Senayan, Selasa (5/11/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Perum Bulog Wahyu Suparyono mengusulkan agar realisasi penyaluran bantuan pangan dan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau operasi pasar dapat disalurkan awal tahun 2025.
ADVERTISEMENT
Wahyu menyebut saat ini pihaknya tengah menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) untuk tahun 2025. Sembari menyusun, Wahyu menyebut agar bantuan pangan sebesar 220 ribu ton dan SPHP sebanyak 150 ribu ton dapat disalurkan pada Januari sampai Februari 2025 untuk menstabilkan harga beras di pasaran.
Menurut Wahyu, Badan Pangan Nasional (Bapanas) juga seharusnya sudah menyiapkan anggaran untuk penyaluran tersebut. Dia juga bilang stok yang terlalu besar di Bulog dapat membebani bunga pinjaman Bulog.
Sebab, Bulog meminjam uang dari bank saat membeli beras dari petani untuk persediaan stok. Sehingga, ketika stok menumpuk di gudang Bulog dalam jangka waktu yang lama maka akan semakin tinggi beban bunga pinjaman yang harus dibayarkan.
ADVERTISEMENT
Sejumlah pekerja memikul karung beras di Gudang Bulog, Medan, Sumatera Utara, Selasa (28/5/2024). Foto: Yudi Manar / ANTARA FOTO
“Ketika masuk persediaan sudah masuk dalam utang di dalam neraca tadi dan bunganya akan bergerak. Semakin tidak ada penyaluran, tidak ada penjualan karena penjualan kita adalah captive, captivenya adalah di bantuan pangan regulasi dari kepala Bapanas,” ucap Wahyu dalam rapat bersama Komisi IV di Gedung DPR RI, Jakarta pada Selasa (5/11).
Saat ini, Wahyu menyebut penyaluran SPHP sudah berada di angka 1.230.273 ton atau 81,07 persen dari target di tahun 2024 sebesar 1.517.500 ton. Penyaluran SPHP tertinggi tercatat disalurkan pada bulan Februari lalu karena merupakan masa tunggu panen. Sementara penyaluran juga sempat turun pada Maret hingga Juni lalu akibat harga beras di pasaran menurun.