Dirut Garuda Minta Maaf Akan Pangkas 97 Rute Penerbangan, Salah Satunya Tarakan

9 November 2021 22:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Garuda Indonesia Boeing 373-800 NG dengan desain masker baru sebagai bagian dari kampanye penggunaan masker di tengah pandemi COVID-19. Foto: ADEK BERRY/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Garuda Indonesia Boeing 373-800 NG dengan desain masker baru sebagai bagian dari kampanye penggunaan masker di tengah pandemi COVID-19. Foto: ADEK BERRY/AFP
ADVERTISEMENT
Permasalahan keuangan yang membelit Garuda Indonesia memaksa manajemen membatasi operasional. Teranyar, langkah yang bakal ditempuh maskapai pelat merah ini adalah memangkas rute penerbangan baik domestik maupun internasional.
ADVERTISEMENT
Dalam rapat bersama Komisi VI DPR, Selasa (9/11), Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan rencana rute maskapai bakal dikurangi, dari semula 237 rute menjadi 140 rute.
Irfan mendapatkan sejumlah interupsi saat menyampaikan langkah tersebut. Semisal protes soal rencana rute Tarakan bakal ditutup.
Sembari meminta maaf beberapa kali dan minta dukungan, Irfan menegaskan rute-rute yang dinilai tidak efisien dan tidak menguntungkan akan ditutup.
"Komisi VI Bantu sepakati, kami lakukan bisnis plan, Garuda harus untung. Kita tahu bikin untung, salah satunya terdesak ada banyak tekanan buka rute," ujar Irfan dalam rapat yang disiarkan virtual, Selasa (9/11).
"Kami minta dukungan, kalau bilang tutup Tarakan, banyak maaf karena kita enggak bisa lakukan, banyak maaf," sambungnya.
Pesawat Garuda Indonesia di Bandara Soekarno Hatta. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Kebijakan ini juga sejalan dengan akan berkurangnya jumlah pesawat yang melayani penerbangan. Jumlah pesawat yang saat ini 202 unit bakal berkurang menjadi 134 di tahun 2022.
ADVERTISEMENT
Ini lantaran sebagian besar pesawat bakal kena grounded oleh lessor. Langkah penutupan sejumlah rute penerbangan ini juga dilakukan sebagai jaminan kepada lessor bahwa perusahaan akan menguntungkan di masa mendatang.
"Yang bikin masalah ada excitement atau gaya-gayaan ke tempat yang tidak jelas keuntungannya, Amsterdam, London, Nagoya, kita tutup. Pak Erick bolak balik sampaikan ke direksi: tutup kalau tidak menguntungkan," tuturnya.
"Ke China, Australia masih terbang karena untung isi kargo. Sekarang terbangnya seminggu sekali. Jeddah kita masih tutup," kata Irfan menambahkan.