Dirut Mandiri: Sudah Seharusnya Bunga Kredit Turun

Dirut Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo. (Foto: Siti Maghfirah/kumparan)

Suku bunga kredit perbankan di Indonesia saat ini masih cukup tinggi. Rata-rata masih berada di atas 10% alias double digit.

Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Kartika Wirjoatmodjo memprediksi suku bunga kredit di Indonesia bisa turun menjadi single digit mengingat kondisi perekonomian membaik dan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) saat ini hanya 4,25%.

"Kalau di tahun lalu kan imbauan. Kalau tahun ini bukan imbauan, tahun ini satu keharusan karena persaingan," ungkap pria yang akrab disapa Tiko tersebut saat ditemui di acara Mandiri Investment Forum di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (7/2).

Menurut dia, kondisi perbankan di Indonesia sekarang ini dalam kondisi sehat. Itu ditandai dengan kinerja positif mayoritas bank di Indonesia yang memperoleh laba sepanjang tahun lalu. Sehingga ketersediaan dana di perbankan cukup aman.

Ilustrasi Uang Dolar dan Rupiah (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)

"Kalau semua tumbuh ini kan kalau demandnya tidak tumbuh terlalu banyak pastinya persaingan ketat. Nah persaingan ketat nanti segmen-segmen terutama konsumen sama korporasi. Jadi tahun ini penurunan bunganya malah lebih tajam," ujar Tiko.

Hanya saja, penurunan suku bunga kredit tahun ini bergantung pada segmen tertentu. Beberapa korporasi untuk kredit jangka pendek akan mendapatkan bunga sebesar 7% bahkan kurang dari itu.

"Ya gini, kalau secara segmen itu (suku bunga) beda-beda. Yang untuk consumer untuk KPR ini beberapa bank termasuk Mandiri sudah meluncurkan untuk KPR yang di bawah 6%, sudah 5,99% sampai 5,8% jadi memang terus akan ada penurunan," ujar Tiko.

Sepanjang tahun 2017, Bank Mandiri telah memberikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 13,3 triliun, atau mencapai 102,6% dari target. Secara kumulatif, hingga Desember 2017, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebesar Rp 48,3 triliun kepada 995.352 debitur di seluruh Indonesia.