Dirut MIND Beberkan Biang Kerok Molornya Proyek PLTU Sumsel 8

6 Februari 2023 17:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara progres pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumsel 8 di Tanjung Lalang, Tanjung Agung, Muara Enim, Sumatera Selatan, Selasa (16/11/2021). Foto: Nova Wahyudi/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara progres pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumsel 8 di Tanjung Lalang, Tanjung Agung, Muara Enim, Sumatera Selatan, Selasa (16/11/2021). Foto: Nova Wahyudi/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Holding Pertambangan BUMN MIND ID, Hendi Prio Santoso, menjelaskan alasan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang Sumsel 8 milik PT Bukit Asam Tbk (PTBA) tidak kunjung rampung hingga kini.
ADVERTISEMENT
PLTU ini merupakan bagian dari proyek 35 ribu Mega Watt (MW), dibangun PTBA melalui PT Huadian Bukit Asam Power (PT HBAP) sebagai Independent Power Producer (IPP). PT HBAP merupakan konsorsium antara PTBA dengan China Huadian HongKong Company Ltd. Proyek direncanakan bisa beroperasi secara komersial di akhir Kuartal I 2022.
Hendi menjelaskan, penyelesaian proyek PLTU Sumsel 8 mencapai 98 persen. Saat ini, pihak PTBA sebenarnya hanya menunggu kesiapan dari PT PLN (Persero) untuk melakukan penyerapan dari hasil produksi yang diperlukan.
"Namun kami terinfo bahwa PLN masih terkendala karena jaringan tegangan tinggi yang sedang dibangun masih belum bisa selesai sesuai rencana waktunya," jelasnya saat rapat dengan Komisi VII DPR, Senin (6/2).
Dia melanjutkan, pembangunan PLTU Sumsel 8 yang berkapasitas 2x620 MW dan termasuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) ini diprediksi masih akan molor hingga beberapa bulan mendatang.
ADVERTISEMENT
"Sehingga diperkirakan akan terjadi delay sampai 6 bulan ke depan," ungkap Hendi.
Foto udara progres pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumsel 8 di Tanjung Lalang, Tanjung Agung, Muara Enim, Sumatera Selatan, Selasa (16/11/2021). Foto: Nova Wahyudi/Antara Foto
Sebelumnya, Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, menyebutkan proyek PLTU Sumsel 8 membutuhkan investasi USD 1,68 miliar atau sekitar Rp 24 triliun. Nantinya, proyek ini akan membutuhkan 5,4 juta ton batu bara per tahun.
Arsal menjelaskan, PLTU ini memanfaatkan teknologi yang ramah lingkungan yaitu teknologi flue gas desulfurization (FGD) yang berfungsi untuk meminimalisasi sulfur dioksida dari emisi gas buang PLTU.
PLTU ini memanfaatkan teknologi yang ramah lingkungan yaitu teknologi flue gas desulfurization (FGD) yang berfungsi untuk meminimalisasi sulfur dioksida dari emisi gas buang PLTU.
Kendati ditargetkan beroperasi Maret 2022 sesuai dengan progres dan kontrak yang sudah ditetapkan, Arsal mengungkapkan target ini ada kemungkinan mundur karena pembangunan transmisi 500 kilovolt (Kv) yang masih dalam proses.
ADVERTISEMENT
"Tapi kami akan bicara lebih konkret dengan PLN agar paling tidak yang sekitar 275 KvA ke arah Gumawang bisa diselesaikan tahun ini, sehingga sebagian dari kapasitas PLTU Sumsel 8 bisa dioptimalkan oleh PLN," jelas Arsal saat konferensi pers, Senin (7/3/2022).