Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
PT MRT Jakarta berencana mengakuisisi 51 persen saham PT KCI. Direktur Utama MRT Jakarta, William Sabandar, mengakui rencana tersebut banyak dipertanyakan oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
Namun, William tidak mau mendetailkan progres akuisisi saham KCI tersebut. Ia hanya memastikan pihaknya mengedepankan proses integrasi transportasi publik.
"Saya benar-benar ingin menghindari terminologi korporasi ya, karena ini banyak disalah mengerti oleh publik. Sebenarnya kita lakukan integrasi itu dalam konteks kolaborasi, jadi tidak bicara soal saham-saham," kata William saat konferensi pers secara virtual, Rabu (17/3).
William mengatakan langkah itu sebagai upaya bagaimana melayani masyarakat lebih baik, khususnya di DKI Jakarta. Menurut dia, publik akan merasakan kemudahan dengan adanya integrasi tersebut.
William mengungkapkan proses tersebut dilakukan secara kolaborasi mulai dari pemerintah pusat, Kemenhub, Kementerian BUMN, PT KAI, Pemprov DKI, MRT Jakarta, LRT, hingga Transjakarta. Proses integrasi itu sudah dimulai seperti di Tanah Abang dan Pasar Senen.
"Ini akan bergerak terus. Kemudian yang anda lihat sekarang yang kita kerjakan bersama semua tentu framenya adalah kerja sama yang dilaksanakan, aksi korporasi kita sedang melakukan integrasi tiketing, jadi integrasi tiketing ini adalah lewat Jaklingko," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Nanti masyarakat akan merasakan baik tiketnya terintegrasi, maupun tarifnya terintegrasi. Ini sedang disiapkan," kata William menambahkan.
William menganggap tujuan integrasi tersebut bisa tercapai kalau masing-masing pengelola transportasi publik mau berkolaborasi. Menurutnya, langkah tersebut bakal menambah banyaknya masyarakat yang menggunakan transportasi publik .
"Kalau itu terjadi maka jumlah orang yang naik transportasi umum akan bertambah. Sehingga akan menyelesaikan persoalan kemacetan, persoalan polusi," tutur William.