Dirut MRT: Proyek TOD Butuh Pembiayaan Kreatif, Bakal Gandeng Sektor Swasta

31 Oktober 2023 12:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat usai TOD Forum Jakarta, Selasa (31/10/2023). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat usai TOD Forum Jakarta, Selasa (31/10/2023). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda), Tuhiyat membeberkan anggaran proyek kawasan berorientasi transit (Transit Oriented Development) atau TOD mencapai Rp 1,5 triliun sejak tahun 2022 hingga saat ini. Untuk itu, pihaknya membutuhkan anggaran dari pembiayaan kreatif (creative financing) untuk membangun sebagian proyek.
ADVERTISEMENT
“Kalau (anggaran) Rp 1,5 triliun 2022 sampai sekarang yang saya ceritakan 5 TOD itu keluarnya segitu, itu sudah berlalu. Sekarang kita ingin ke depannya, kita ciptakan creative financing kerja sama sektor swasta untuk membangun membangun lagi,” ujar Tuhiyat saat ditemui usai TOD Forum Jakarta di Hotel Le Meridien Jakarta, Selasa (31/10).
Tiga proyek TOD yang telah dibangun antara lain transport hub Dukuh Atas, Jembatan Multiguna Dukuh Atas, dan transit plaza, hub, serta jembatan layang POINS di Lebak Bulus. Tuhiyat menyebut penyelesaian proyek TOD membutuhkan waktu yang lama.
“TOD kita bangun di kawasan membenahi sekitar 70 hektare per stasiun, dan anda bisa membayangkan spent money yang harus kita keluarkan. Tapi enggak usah pesimis, saya selalu optimis untuk membangun pihak swasta, jangan selalu bergantung dengan pemerintah,” katanya.
ADVERTISEMENT
Untuk pendanaan, MRT Jakarta juga menggunakan skema insentif koefisien nilai bangunan (KLB). Tuhiyat menuturkan, MRT berupaya untuk tidak mengandalkan anggaran pemerintah.
Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat usai TOD Forum Jakarta, Selasa (31/10/2023). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
“MRT Jakarta membangun ini dengan semampunya, karena memang pemerintah memang spend yang harus diurusi sehingga MRT jakarta melakukan upaya untuk creative financing dalam membangun infrastruktur,” tutur Tuhiyat.
Saat ini pembangunan TOD berfokus pada pengembangan di rute Fase 1 koridor selatan-utara yang mencakup lima kawasan, yaitu Lebak Bulus, Fatmawati, Blok M dan Sisingamangaraja, Istora, dan Dukuh Atas.
“Kemudian berikutnya kita akan interconnecting ada rencana pengembangan terminal bus Transjakarta. Ada rencana pengembangan, tapi kita sekarang lagi proses kajian di sana seperti apa,” imbuh Tuhiyat.
“Kemudian nanti begitu dibangun, kita juga akan coba interconnecting ke Peruri Building karena itu mendekati ke stasiun terdekat Blok M atau ASEAN. Jadi kira-kira ini adalah interconnected,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Kepala Transit Oriented Development (TOD) Business Generation Department MRT Jakarta, Raihan Kusuma mencermati pemindahan ibu kota sebagai peluang bisnis bagi MRT. Selama ini MRT mengembangkan kawasan TOD di lahan milik Pemprov DKI Jakarta.
Pasca pemindahan ibu kota, tentu akan ada beberapa aset negara seperti gedung pemerintahan yang akan dihibahkan dan menjadi milik Pemprov Jakarta.
“Aset-aset pemerintah pusat ini kan ke depan akan dihibahkan ke DKI Jakarta, jadi banyak sekali aset-aset yang potensial akan dikembangkan,” tutur Raihan di Kelas Media Fellowship Program 2023 di Wisma Nusantara, Jakarta Pusat, Kamis (31/5).