Dirut PT Samudera Indonesia Akui Harga Saham SMDR Undervalued

26 Juni 2024 19:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR), Bani Maulana Mulia dalam paparan publik di Jakarta, Rabu (26/6/2024).  Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR), Bani Maulana Mulia dalam paparan publik di Jakarta, Rabu (26/6/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Harga saham PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) stagnan di sekitar Rp 300 per lembar. Pada perdagangan Rabu (26/6), saham SMDR ditutup di level 306 per lembar.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Samudera Indonesia, Bani Maulana Mulia, mengakui saham SMDR undervalued atau harga saham dijual di bawah harga wajarnya. Kendati demikian, SMDR belum memiliki rencana untuk melakukan aksi korporasi dalam waktu dekat.
Berdasarkan data RTI, saham SMDR bergerak stagnan selama tiga bulan terakhir. Saham SMDR naik 3,38 persen selama periode enam bulan.
“Akan kami sedang terus menerus mempelajari dan memikirkan bagaimana memperbaiki valuasi saham SMDR, karena saham SMDR undervalued,” ujar Bani saat ditemui usai paparan publik di Hotel The St Regis Jakarta, Rabu (26/6).
Bani sempat memberi sinyal akan membeli kembali saham atau buyback saat harga sedang undervalued. Sementara perusahaan belum memutuskan untuk melakukan buyback.
“Secara pribadi, saya mungkin ada rencana nambah saja (saham) lebih murah, bukan borong. Kalau buat saya yakin undervalued, yakin saatnya untuk dibeli,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Dalam laporan kepemilikan saham BEI per 31 Mei 2024, Bani menggenggam saham SMDR sebanyak 45.494.900 lembar atau setara 0,277 persen dari total saham perusahaan.
Mengutip RTI, porsi saham Samudera Indonesia sebanyak 9,49 miliar lembar saham. Pemegang saham kedua terbesar yaitu PT Ngrumat Bondo Utomo sebanyak 2,48 miliar lembar saham.
“Perusahaan belum ada rencana buyback, kita sedang mempelajari apa yang terbaik atau bukan untuk melakukan buyback,” imbuh Bani.