Dirut PTFI: Progres Smelter di Gresik Sudah 92 Persen, Rampung Mei 2024

28 Maret 2024 12:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama PT Freeport Indonesia Tony Wenas saat memberikan keterangan pers usai bertemu Presiden Jokowi, Kamis (28/3/2024). Foto: Nadia Riso/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT Freeport Indonesia Tony Wenas saat memberikan keterangan pers usai bertemu Presiden Jokowi, Kamis (28/3/2024). Foto: Nadia Riso/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Direktur Utama PT Freeport Indonesia (PTFI), Tony Wenas, mengungkapkan progres pembangunan smelter tembaga di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, sudah mencapai 92 persen.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut dilaporkan Tony kepada Presiden Jokowi, didampingi oleh CEO Freeport-McMoran Richard Adkerson dan CFO Freeport-McMoran Kathleen L. Quirk.
"Tadi saya bersama Richard Adkerson dan Kathleen L. Quirk bertemu Pak Presiden untuk menyampaikan perkembangan terkini dari situasi pertambangan di upstream dan juga terutama progres smelter yang mencapai lebih dari 92 persen," ujarnya di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (28/3).
Dengan begitu, Tony masih optimistis smelter tembaga tersebut akan rampung Mei 2024 mendatang, namun baru mulai beroperasi pada Juni 2024.
"Dengan harapan bisa selesai Mei dan segera beroperasi pada bulan Juni tahun ini dan nanti akan berproduksi penuh di tahun 2024 ini," tambahnya.
Tony menyebutkan pertemuan tersebut juga sedikit menyinggung soal perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) PTFI yang akan berakhir di tahun 2041.
ADVERTISEMENT
"Disinggung dikit tapi kita nggak bahas detail, karena waktunya nggak panjang. Itu juga kan sudah dibahas semua," tuturnya.
CEO Freeport Indonesia Tony Wenas bersama CEO Freeport-McMoRan Richard Adkerson, dan Dewan Komisaris Kathleen L. Quirk usai bertemu Presiden Jokowi, Kamis (28/3/2024). Foto: Nadia Riso/kumparan
Namun, dia tidak membeberkan apakah pertemuan bersama Jokowi juga menyangkut perpanjangan relaksasi izin ekspor konsentrat tembaga. PTFI hanya diizinkan untuk ekspor sampai Mei 2024 ini.
"Ya kan kalau kita nggak bisa ekspor, penerimaan negara akan berkurang kira kira USD 2 miliar, Rp 30 triliun berkurangnya, dalam kurun waktu Juni sampai Desember," pungkas Tony.
PTFI telah menanamkan investasi hingga USD 3,1 miliar atau setara Rp 48 triliun per akhir Desember 2023. Ini merupakan smelter kedua PTFI. Smelter pertama dibangun pada 1996 dan dikelola oleh PT Smelting.
Smelter tembaga dengan Design Single Line terbesar di dunia ini nantinya mampu memurnikan konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta ton dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun.
ADVERTISEMENT
Produk utama smelter adalah katoda tembaga, emas dan perak murni batangan, serta PGM (Platinum Group Metal). Produk samping antara lain asam sulfat, gipsum, dan timbal.