news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Disebut Secara Teknis Bangkrut, Defisit Garuda Lebih Besar dari Jiwasraya

11 November 2021 6:10 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Garuda Indonesia di Bandara Soekarno Hatta. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Garuda Indonesia di Bandara Soekarno Hatta. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia disebut secara teknis sudah bangkrut. Hal itu diungkapkan Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI pada Selasa (9/11).
ADVERTISEMENT
Tiko, sapaan Kartika Wirjoatmodjo, menyatakan hal tersebut berdasarkan neraca keuangan Garuda. Total liabilitas Garuda Indonesia per 30 September 2021 sebesar USD 9,75 juta atau Rp 139,42 triliun (kurs dolar Rp 14.300). Sedangkan total aset Garuda hanya bernilai USD 6,92 juta atau Rp 98,95 triliun.
Dengan demikian, ekuitas Garuda negatif USD 2,8 miliar atau sekitar Rp 40 triliun. Setiap bulan, negatif ekuitas bertambah USD 100 sampai Rp 150 juta atau setara Rp 1,5 hingga Rp 2 triliun.
"Garuda sudah technically bankrupt, sehingga dibutuhkan upaya restrukturisasi massif yang kemudian akan membutuhkan permodalan baru dari pemegang saham atau investor strategis," kata Tiko.
Wamen BUMN, Kartika Wirjoatmodjo. Foto: Dok. Istimewa
Menurut Tiko, defisit Garuda bahkan lebih besar dibanding Jiwasraya. "Jadi ini rekor, kalau dulu rekornya dipegang Jiwasraya sekarang sudah digeser Garuda," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Benarkah demikian?
Berdasarkan catatan kumparan, PT Asuransi Jiwasraya (Persero) mengumumkan gagal bayar pada Oktober 2018. Jiwasraya tak mampu melunasi klaim polis nasabah sebesar Rp 802 miliar.
Infografik Garuda di Ambang Kebangkrutan. Foto: Tim Kreatif kumparan
Laporan keuangan Jiwasraya pada 2017 mencatat aset perusahaan sebesar Rp 23,26 triliun. Sedangkan total kewajiban mencapai angka Rp 50,5 triliun. Ekuitas negatif Rp 27,24 triliun.
Defisit yang dialami Garuda saat ini lebih besar dibanding Jiwasraya pada 2017.