Ditangkap di Natuna, 3 Kapal Vietnam Sempat Memberi Perlawanan Sengit

9 Januari 2020 19:54 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal berbendera Vietnam yang ditangkap Indonesia karena mencuri ikan di Laut Natuna Utara, Kepulauan Riau. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kapal berbendera Vietnam yang ditangkap Indonesia karena mencuri ikan di Laut Natuna Utara, Kepulauan Riau. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tiga kapal berbendera Vietnam kedapatan mencuri ikan di Natuna Utara, Kepulauan Riau. Kapal-kapal tersebut berhasil ditangkap pada 30 Desember 2019. Kemudian dibawa ke Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Pontianak, Kalimantan Barat pada 2 Januari 2020.
ADVERTISEMENT
Tiga kapal tersebut masing-masing bernomor KG 95118 TS dengan jumlah awak kapal sebanyak 5 orang, KG 94629 TS dengan jumlah awak kapal sebanyak 18 orang, dan KG 93255 TS dengan jumlah awak kapal sebanyak 13 orang.
Sebelum berhasil ditangkap, kapal-kapal tersebut sempat memberi perlawanan sengit kepada Kapal Pengawas Indonesia. Ada tiga kapal pengawas yang mengejar yakni KP Orca 3, KP Hiu Macan 01, dan KP Hiu 011.
Dalam video berdurasi tiga menit yang ditampilkan Kementerian Kelautan dan Perikanan, kapal itu mendeteksi keberadaan kapal ikan asing (KIA) Vietnam berdasarkan laporan dari masyarakat.
Kapal berbendera Vietnam yang ditangkap Indonesia karena mencuri ikan di Laut Natuna Utara, Kepulauan Riau. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Setelah mendapat laporan, kapal pengawas langsung melakukan pengejaran pada 27 Desember 2019. Dalam pengejaran, kapal-kapal Vietnam mengabaikan peringatan yang diberikan kapal pengawas. Hal ini membuat petugas pengawas memberikan tembakan. Dua ABK Vietnam terkena tembakan.
ADVERTISEMENT
"Dua ABK (anak buah kapal) kondisi tertembak dan sudah penanganan sementara," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo dalam konferensi pers di Stasiun PSDKP KKP Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (9/1).
Meski tembakan diluncurkan kapal pengawas, rupanya kapal-kapal pencuri ikan dari Vietnam itu tak takut. Mereka justru memberikan perlawanan dengan menabrakkan diri ke kapal pengawas yang ukurannya lebih besar. Tapi, akhirnya satu kapal berhasil ditangkap.
Kapal pengawas lalu mengejar kapal yang lain yakni KG 94629 TS. Lagi-lagi, kapal yang dikejar memberikan perlawanan dengan menabrakkan diri. Tak hanya sekali, mereka menabrakkan diri lagi ke bagian depan kapal pengawas.
Pencuri ikan dari Vietnam di Natuna Utara, Riau. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Para pengawas kapal pun melakukan upaya pelumpuhan dengan masuk ke kapal tersebut. Kapal pencuri ikan lain dari Vietnam kembali ditangkap. Total, ada tiga kapal.
ADVERTISEMENT
Kapal tersebut lantas dibawa ke Pontianak untuk diproses hukum. Saat ini, para pengawas tengah melakukan investigasi agar bisa menyerahkan hasil
Nakhoda Kapal Hiu Macan 01 Samson mengatakan, sebenarnya dalam proses penangkapan tersebut, kapal Vietnam yang terdeteksi mencuri di perairan Natuna ada enam kapal yakni tiga kapal bantu dan tiga kapal jaring. Jadi mereka adalah kapal yang berpasang-pasangan.
Sayangnya, yang tertangkap hanya tiga kapal. Sebab ketiga kapal sisanya berhasil kabur.
"Kami lakukan pengejaran 20-30 menit. Yang dapat kami berhentikan hanya ada tiga karena mereka dapat perlawanan. Ada yang menyenggol kapal kita hingga lambung kapal bocor. (Tiga kapal lainnya) lari," kata Samson.
Dia menjelaskan, perlawanan sengit yang dilakukan kapal Vietnam sebagai cara untuk mengulur waktu. Sebab, mereka berharap ada bantuan dari kapal pengawas atau coast guard dari negaranya memberikan bantuan.
ADVERTISEMENT
"Mereka sengaja ulur waktu agar dapat bantuan dari coast guard mereka atau kapal pengawas mereka," tutur Samson.
Kuatnya Badan Kapal Vietnam
Perlawanan sengit yang dilakukan Vietnam dengan menabrakkan diri membuat kondisi luar kapal pengawas Indonesia yang badannya lebih besar jadi tergores. Edhy mengatakan, badan kapal Vietnam terbilang cukup kuat sebab terbuat dari kayu asli yang dilapisi fiber.
Hal ini berbeda dengan kapal bantuan dari pemerintah di masa lalu yang hanya terbuat dari fiber, lebih cepat retak.
"Tadi lihat betapa kokohnya kapal mereka dan kapal kita. Ini jadi bahan evaluasi kita ke depan. Seandainya kita punya persenjataan ke depan, dipersenjatain, lain ceritanya. Tapi yang kita ada aturan berlaku, kami ikut. Yang jelas semangat kami enggak pernah berhenti," jelas dia.
ADVERTISEMENT