Ditangkap Polisi, CEO Telegram Pavel Durov Punya Harta Rp 240 Triliun

25 Agustus 2024 10:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO Telegram Pavel Durov Foto:  ANTARA FOTO/Galih Pradipta
zoom-in-whitePerbesar
CEO Telegram Pavel Durov Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pendiri CEO Telegram, Pavel Durov, ditangkap di bandara Le Bourget di luar Paris, Prancis, pada Sabtu (24/8) malam waktu setempat. Penangkapan dilakukan karena Telegram diduga melakukan pelanggaran karena dianggap kurang memoderasi konten di aplikasi Telegram yang dapat meningkatkan aksi kriminal.
ADVERTISEMENT
Durov mendirikan Telegram pada 2013. Sebelas tahun berlalu sejak membuat aplikasi tersebut, harta kekayaannya mencapai USD 15,5 miliar atau sekitar Rp 240,1 triliun (dengan kurs Rp 15.492 per dolar AS) per 24 Agustus 2024.
Dengan harta sebanyak itu, dia menduduki peringkat orang terkaya ke-120 dunia versi Forbes Agustus 2024.
Pada 2018, harta kekayaan Durov di posisi USD 1,8 miliar. Tapi pada 2021 kekayaannya melesat jadi USD 17,2 miliar, seiring dengan melesatnya jumlah pengguna Telegram saat perang Ukraina-Rusia meledak.
Sejak perang Ukraina dimulai, Telegram menjadi sumber informasi penting, dan juga banyak disinformasi, terkait dengan konflik tersebut.
"Saat ini Telegram memiliki lebih dari 700 juta pengguna aktif bulanan di seluruh dunia," tulis Forbes, dikutip Minggu (25/8).
ADVERTISEMENT
Durov dikenal sebagai Mark Zuckerberg-nya Rusia karena ia menciptakan Vkontakte, jejaring sosial terbesar di Rusia, pada usia 22 tahun.
Ilustrasi aplikasi WhatsApp dan Telegram saling berdampingan. Foto: Emre Akkoyun/Shutterstock
Pada 2018, Durov, bersama saudaranya Nikolai, mengumpulkan USD 1,7 miliar dari investor untuk menciptakan TON, sebuah sistem blockchain. Namun sistem tersebut ditutup setelah Komisi Sekuritas dan Bursa atau Securities and Exchange Commission (SEC) setempat melarangnya.
Durov merupakan warga Rusia, lulusan Magister Sains di Universitas Negeri Saint Petersburg. Namun dia meninggalkan negara itu setelah ia menolak bekerja sama dengan dinas rahasia Rusia dan memberikan data terenkripsi dari pengguna jejaring sosial Telegram. Setelah itu, dia pindah kewarganegaraan ke Prancis pada 2021.
Pria berusia 39 tahun ini juga memiliki kewarganegaraan di Uni Emirat Arab dan tinggal di Dubai sejak 2017 dengan lima anaknya.
ADVERTISEMENT
Kini, merujuk pada sumber dari TF1 TV dan BFM TV, Durova ditangkap saat sedang berpergian menggunakan jet pribadi dari Azerbaijan sekitar pukul 20.00 waktu setempat.