Ditemukan di Proyek MRT, Bagaimana Sejarah Trem di Jakarta?

29 Desember 2021 14:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas berjaga di lokasi ditemukannya rel trem di lokasi pembangunan MRT Jakarta fase 2A paket kontrak atau CP 203 Glodok-Kota, Jakarta, Sabtu (25/12/2021). Foto: Aditya Pradana Putra/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Petugas berjaga di lokasi ditemukannya rel trem di lokasi pembangunan MRT Jakarta fase 2A paket kontrak atau CP 203 Glodok-Kota, Jakarta, Sabtu (25/12/2021). Foto: Aditya Pradana Putra/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Penemuan rel trem di tengah pembangunan proyek MRT Jakarta Fase 2A paket kontrak atau CP 203 Glodok-Kota menyita perhatian publik. Apalagi, jalur trem tersebut sudah ada sejak zaman Belanda atau sekitar tahun 1869.
ADVERTISEMENT
Lantas, bagaimana sejarah sistem trem di Jakarta?
Ahli Arkeologi, Junus Satrio Atmodjo, mengungkapkan pertama kali kereta api diperkenalkan di Hindia Belanda pada tahun 1867. Saat itu baru menghubungkan kota Semarang dengan Stasiun Tanggung di Desa Kemijen, Jawa Tengah.
“Sejak itu kebutuhan pengangkutan barang dan perjalanan manusia terus meningkat, tidak saja antarkota tetapi juga di dalam kota,” kata Junus saat konferensi pers yang digelar MRT Jakarta, Rabu (29/12).
Setelah itu, kata Junus, jalur trem mulai pertama diperkenalkan sebagai angkutan umum di Batavia pada tahun 1869. Saat itu trem yang dibangun menghubungkan daerah di dalam kota yaitu Benteng Kota sebagai pusat pemerintahan lama dengan daerah-daerah di luar kota sampai Weltevreden sebagai pusat pemerintahan baru.
ADVERTISEMENT
Junus menjelaskan pada mulanya gerbong trem ditarik oleh 2 sampai 4 kuda. Seiring berjalannya waktu kemudian digunakan yang namanya lokomotif uap.
“Sejak tahun 1881 diperkenalkan lokomotif uap yang lebih kuat dan lebih murah perawatannya. Tahun 1885 lokomotif uap digantikan kereta listrik setelah Jakarta memiliki pembangkit listrik berkapasitas besar,” ujar Junus.
Junus mengatakan trem listrik beroperasi sampai dengan era kemerdekaan. Setelah itu atau tepatnya pada 1957 trem dihentikan karena tidak lagi efektif mengangkut jumlah penumpang yang terus bertambah.
“Pengelola terakhir sistem trem Jakarta adalah perusahaan Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) yang kemudian menggantikan sistem trem dengan bis kota,” ungkap Junus.
Jaringan Trem Batavia 1934
Trem Batavia dioperasikan oleh Bataviasche Tranweg Maatschappij atau BTM. Setidaknya ada 5 rute yang dulu pernah beroperasi.
ADVERTISEMENT
Rute 1 sepanjang 14,3 km melewati rute Batavia-Molenvliet - Harmonie-Rijswijk - Senen-Kramat - Matramanweg-Meester Cornelis-Kampong Melajoe.
Rute 2 sepanjang 8,1 km melewati rute Menteng-Koningsplein - Harmonie-Molenvliet - Batavia.
Rute 3 sepanjang 7,5 km melewati rute Senen-Pintoe Besi-Sawah Besar-Molenvliet - Asemka-Djembatan Lima.
Rute 4 sepanjang 7,0 km melewati rute Senen-Kramat - Tamarindelaan-Tanah Abang-Harmonie.
Rute 5 sepanjang 4,5 km melewati rute Pintoe Besi-Jacotraweg - Asemka.