Ditopang Pemilu, Pertumbuhan Ekonomi RI Diprediksi Capai 5,1 Persen di 2024

29 Januari 2024 13:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana gedung-gedung bertingkat di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Suasana gedung-gedung bertingkat di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
PT Mandiri Sekuritas memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2024 berada di kisaran 5,1 persen, didukung oleh konsumsi rumah tangga dan terjaganya inflasi, serta belanja pemilihan umum (pemilu).
ADVERTISEMENT
Chief Economist Mandiri Sekuritas, Rangga Cipta, mengatakan pemilu yang akan diselenggarakan pada 14 Februari 2024 akan mendorong konsumsi, meski investasi berpotensi sedikit melambat karena menunggu hasil pemilu dan arah kebijakan di masa depan.
"Kita melihat ekonomi bisa tumbuh 5,1 persen tahun ini, dari 5 persen ekspektasi di 2023. Kenapa? Satu, kita lihat mungkin konsumsi masyarakat bisa improve karena election effect. Adanya spillover dari election spending ke konsumsi rumah tangga. Itu sudah terbukti terjadi selalu pada tahun-tahun pemilu," jelasnya saat Economic and Market Outlook 2024, Senin (29/1).
Pertumbuhan ekonomi Indonesia, lanjut Rangga, juga didukung belanja pemerintah melalui APBN yang meningkat menjelang pemilu. Dia mencontohkan Presiden Jokowi yang melanjutkan bantuan sosial (bansos) hingga Juni 2024.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Jokowi juga masih berambisi menyelesaikan beberapa proyek strategis nasional (PSN) yang masih tertunda. Menurut Rangga, itu akan menjadi katalis positif dan memperbaiki realisasi belanja yang kurang baik di tahun 2023.
"Seperti kita tahu pemerintah memperpanjang beberapa bansos, adanya rencana untuk front loading spending di 2024 dan ambisi Pak Jokowi menyelesaikan PSN," jelas Rangga.
Pekerja menyelesaikan pembangunan gedung bertingkat di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Di sisi lain, pertumbuhan belanja dan konsumsi ini juga menahan dampak negatif investasi yang akan melambat selama pemilu berlangsung, karena para investor cenderung wait and see terhadap kontestasi politik ini.
"Tapi hitungan kita secara net efek election spending akan sedikit lebih positif untuk bisa offset efek negatif dari investasi. Makanya kita lihat mungkin pertumbuhan ekonomi akan naik lebih sedikit dibandingkan 2023," tegas dia.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dia juga melihat ada potensi perbaikan dari sisi fiskal meskipun tidak sesuai target pemerintah. Dia memprediksi defisit APBN di tahun ini bisa 1,7 persen, lebih baik dari ekspektasi sebelumnya 2,3 persen.
Kemudian, laju inflasi Indonesia juga diperkirakan akan membaik di tahun ini di kisaran rata-rata 3,3 persen sepanjang tahun ini. Meskipun Rangga masih melihat efek rambatan El Nino yang membuat panen raya terlambat.
"Kita takutnya di first half ini ada kekurangan pasokan makanan, sehingga inflasi makanan akan terakselerasi. Tapi secara umum inflasi akan stabil seperti target BI 1,5-3,5 persen, sehingga tidak ada risiko seperti yang terjadi di tahun 2022," pungkas Rangga.