Ditopang Penjualan Emas, Laba Amman Mineral Melesat 958 Persen Jadi Rp 11,42 T

28 November 2024 17:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrai tambang PT Amman Mineral Internasional Tbk.  Foto: Dok. AMMAN
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrai tambang PT Amman Mineral Internasional Tbk. Foto: Dok. AMMAN
ADVERTISEMENT
PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) berhasil membukukan laba bersih USD 720 juta atau Rp 11,42 triliun (kurs Rp 15.871 per USD) hingga kuartal III 2024. Laba tersebut melonjak 958 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya USD 68 juta.
ADVERTISEMENT
Direktur Keuangan AMMAN, Arief Sidarto, mengatakan pencapaian laba bersih di kuartal III 2024 ini didorong oleh kenaikan penjualan yang menyebabkan perbaikan margin laba bersih dari 6 persen menjadi 29 persen.
"Kinerja keuangan kami pada sembilan bulan pertama tahun 2024 mencatatkan angka tertinggi sejak kami mengambil alih operasi Batu Hijau, yang utamanya didorong oleh peningkatan signifikan dalam volume penjualan tembaga dan emas, yang masing-masing tumbuh sebesar 55 persen dan 146 persen," kata Arief dalam keterangan resmi, Kamis (28/11).
Pada sembilan bulan 2024, kontribusi penjualan emas sebesar 54 persen dari penjualan bersih, naik 39 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Proyek pembangunan smelter milik AMMAN Mineral berkapasitas 900 ribu ton untuk mengolah tembaga serta pemurnian emas di Batu Hijau, Kabupaten Sumbawa Besar, NTB. Foto: Dok. AMMAN Minerals
Sementara itu, kenaikan harga emas dan tembaga masing-masing sebesar 21 persen dan 6 persen juga memberikan kontribusi signifikan terhadap kinerja keuangan perseoran. Penjualan bersih naik sebesar 117 persen dibandingkan tahun lalu menjadi USD 2,49 miliar. Hal ini didorong oleh produksi dari bijih berkadar tinggi.
ADVERTISEMENT
"EBITDA meningkat 147 persen dibandingkan tahun lalu, mencapai margin EBITDA sebesar 59 persen. Karena hal tersebut, laba bersih untuk periode ini meningkat sebesar 958 persen menjadi USD 720 juta, menjadikan margin laba bersih sebesar 29 persen," kata Arief.
Per 30 September 2024, total utang perseroan sebesar USD 3,96 miliar, meningkat 23 persen sejak Desember 2023. Mempertimbangkan total kas dan setara kas konsolidasi sebesar USD 1,26 miliar, total utang bersih menjadi USD 2,69 miliar. Profil jatuh tempo utang telah disusun untuk mendukung program ekspansi kami dengan konsentrasi di akhir.

Produksi Pecah Rekor

Direktur Utama AMMAN, Alexander Ramlie, mengatakan perseroan mencapai rekor produktivitas pertambangan dan produksi tertinggi untuk periode sembilan bulan pertama yang berakhir pada 30 September 2024. Produksi konsentrat meningkat signifikan sebesar 85 persen dibandingkan tahun lalu, dengan produksi tembaga dan emas masing-masing naik sebesar 68 persen dan 173 persen.
ADVERTISEMENT
"Pertumbuhan ini didukung oleh produksi bijih berkadar tinggi dari Fase 7. Seiring kemajuan proyek-proyek ekspansi, kami berkomitmen pada pendekatan yang hati-hati dan berfokus pada keselamatan untuk memastikan kelangsungan operasional dan keandalan jangka panjang dari semua fasilitas. Komisioning smelter masih berlangsung dan kami merencanakan produksi katoda tembaga pertama pada kuartal pertama tahun 2025," ujar Alexander.
Direktur Utama PT AMMAN Mineral Internasional Tbk (AMMN), Alexander Ramlie, berbincang dengan media yang sedang mengunjungi tambang Batu Hijau di Sumbawa Barat, Jumat (27/10). Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
Dari sisi produksi, pada sembilan bulan pertama tahun 2024, terdapat peningkatan signifikan pada produksi logam karena penambangan bijih berkadar tinggi dari Fase 7. Produksi tembaga meningkat sebesar 68 persen dari dibandingkan tahun lalu, sedangkan produksi emas meningkat sebesar 173 persen. Periode ini merupakan produksi tembaga dan emas tertinggi untuk periode sembilan bulan pertama selama delapan tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Sedangkan produksi konsentrat meningkat 85 persen, menjadi 637.106 metrik ton kering dibandingkan periode yang sama di tahun 2023. Volume material yang ditambang juga mengalami peningkatan sebesar 6 persen dibandingkan tahun lalu karena minimnya gangguan akibat kondisi cuaca yang cukup baik.
Hal ini menghasilkan rekor tertinggi pencapaian produktivitas pertambangan dan volume material yang diangkut untuk periode sembilan bulan pertama sejak Batu Hijau beroperasi pada tahun 2000.
Selain itu, biaya penambangan per unit selama periode ini tetap stabil dibandingkan periode yang sama tahun lalu karena keseimbangan antara berkurangnya aktivitas pengeringan dasar pit, jarak truk yang lebih jauh, dan peningkatan volume material yang ditambang.