Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Divestasi Tol Trans Jawa Ditarget 2024, Jadi Dibeli Salim Group?
28 Juni 2024 14:25 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) merespons kabar Salim Group akan mencaplok PT Jasamarga Transjawa Tol atau JTT melalui Metro Pacific Tollways Corporation (MPTC) pekan ini.
ADVERTISEMENT
Merespons kabar tersebut, Corporate Secretary & Chief Administration Officer Jasa Marga, Nixon Sitorus, menjelaskan perseroan belum bisa mengungkapkan identitas dari para calon mitra strategis sebagai bagian dari Confidentiality Agreement dan Non Disclosure Agreement (NDA) mengingat proses Equity Financing PT Jasamarga Transjawa Tol bersifat private.
Dikutip dari Manila Standard, MPTC mengumumkan pihaknya akan menandatangani kesepakatan untuk membeli 35 persen saham JTT pada pekan ini. Sebanyak 35 persen saham JTT diperkirakan setara dengan USD 1 miliar-1,5 miliar.
Meski belum membuka identitas calon mitra tersebut, Jasa Marga menegaskan proses equity financing melalui PT JTT memang dianggap strategi yang tepat untuk menyeimbangkan pertumbuhan dan meningkatkan kesinambungan finansial untuk membangun ketahanan perseroan.
"Perseroan juga akan mendapatkan sumber pendanaan berbasis ekuitas baik untuk pengembangan jalan tol baru, memperkuat struktur permodalan Perseroan, dan tetap menjaga tingkat solvabilitas Perseroan dalam kondisi yang sehat," kata Nixon dalam keterbukaan informasi di BEI, dikutip Jumat (28/6).
ADVERTISEMENT
Adapun Jasa Marga saat ini memiliki lima proyek jalan tol yang masih dalam tahap pembebasan lahan dan proses konstruksi yaitu Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan, Jalan Tol Yogyakarta-Bawen, Jalan Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulonprogo, Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi dan Jalan Tol Akses Patimban dengan total panjang jalan kurang lebih sebesar 400 kilometer.
Target Divestasi JTT Rampung 2024
Nixon menjelaskan dalam proses divestasi PT JTT ini Jasa Marga mencari mitra strategis yang kredibel, yang secara jangka panjang mampu memahami, mengapresiasi, dan mencari nilai investasi jangka panjang melalui aset PT JTT.
"Kerja sama investasi antara Perseroan dengan calon mitra strategis dalam program Equity Financing PT JTT saat ini masih berjalan dan dipersiapkan dengan matang melalui proses diskusi dan finalisasi yang saksama dengan calon mitra strategis dan para pemangku kepentingan yang ditargetkan selesai pada tahun 2024," kata dia.
ADVERTISEMENT
Jasa Marga memang belum mengungkap identitas calon mitra. Tapi bila MTPC jadi mencaplok 35 persen saham PT JTT, anak perusahaan MTPC di Indonesia akan memegang 20,3 persen dari 35 persen saham yang akan dibeli. Sedangkan GIC Pte Ltd akan memiliki 10,3 persen. Lalu PT Margautama Nusantara yang memimpin MPTC mendapat sisa saham 4,2 persen.
"Perseroan masih akan tetap mempertahankan posisi sebagai pemegang saham mayoritas di PT JTT sehingga Perseroan masih akan memegang kendali penuh terhadap pengelolaan pengoperasian Jalan Tol Trans Jawa," kata Nixon.
Nixon juga menjelaskan bagaimana aspek operasional, hukum, dan keuangan Perseroan dengan adanya divestasi ini. Dia menegaskan, dari sisi operasional dan hukum, tidak terdapat dampak yang signifikan mengingat setelah dilakukannya skema Equity Financing ini Perseroan masih menjadi pemegang saham mayoritas di PT JTT.
ADVERTISEMENT
"Dari sisi keuangan, aksi korporasi ini diharapkan dapat menjaga kinerja Perseroan dari sisi struktur permodalan maupun likuiditas di tengah masifnya investasi pembangunan jalan tol," kata dia.
Nixon juga menegaskan proses divestasi ini tidak mempengaruhi nilai ekuitas dan harga saham Perseroan.
Sebelumnya, dalam pemberitaan Manila Standard, Chairman MPTC Manuel V, Pangilinan mengumumkan pihaknya akan menandatangani kesepakatan untuk membeli 35 persen saham JTT pada pekan ini, prosesnya sudah masuk dokumentasi tahap final, dan beberapa perubahan masih terjadi.
“Selalu ada masalah dalam dokumentasi di menit-menit terakhir. Ingat, Jasa Marga adalah BUMN. Mereka punya sistem persetujuan tersendiri, butuh waktu lebih lama dibandingkan swasta,” kata Pangilinan.
Chief Financial Officer MPTC, Chris Lizo memprediksi 35 persen saham JTT setara dengan USD 1 miliar-1,5 miliar. Sementara itu, Pangilinan berharap Trans Jawa Tol menyumbang kontribusi sekitar 30 miliar peso Filipina per tahun kepada perusahaannya.
ADVERTISEMENT