Doa Serikat Pekerja Usai Demo: Para Pejabat Berpihak ke Pertamina

20 Juli 2018 14:20 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Long March Aksi Damai Bela Pertamina (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Long March Aksi Damai Bela Pertamina (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Para Pekerja PT Pertamina (Persero) yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) mengakhiri aksi unjuk rasa dengan melakukan doa bersama (Istigosah) di pelataran Gedung Pertamina setelah melaksanakan salat Jumat.
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan sejak pukul 13.00 wib, saat doa bersama para pekerja berharap agar nantinya Pertamina tetap mampu bangkit ditengah banyaknya persoalan yang akhir-akhir ini mereka khawatirkan.
Presiden FSPPB Arie Gumilar mengungkapkan, Aksi Bela Pertamina merupakan upaya dari para pekerja untuk mendesak pemerintah mengambil keputusan yang berpihak pada Pertamina.
"Mudah-mudahan Allah SWT yang (Maha) membolak-balikkan hati bisa membalikkan atau melunakkan hati pejabat-pejabat yang lebih berpihak kepada Pertamina, lebih menjaga Pertamina sebagai unit bisnis yang strategis yang menjaga hajat hidup orang banyak, dijaga sampai akhir hayat," ucapnya saat ditemui di Gedung Pertamina Pusat, Jakarta, Jumat (20/7).
Arie belum bisa memastikan kapan FSPPB akan melakukan pertemuan lanjutan dengan Kementerian ESDM. Meski demikian, ia menekankan dalam hal ini pemerintah harus mampu mengambil keputusan sebaik mungkin.
ADVERTISEMENT
"Keputusan-keputusan strategis harus diambil oleh Kementerian ESDM, terutama terkait dengan Blok Rokan dan kebijakan BBM," imbuh Arie.
Pekerja Pertamina Lakukan Doa Bersama di Halaman Gedung Pertamina Pusat (Foto: Abdul Latif/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja Pertamina Lakukan Doa Bersama di Halaman Gedung Pertamina Pusat (Foto: Abdul Latif/kumparan)
Selanjutnya Arie menambahkan, aksi unjuk rasa tersebut merupakan akumulasi dari keresahan yang dirasakan oleh para pekerja selama ini, khususnya mengenai kebijakan dan aksi korporasi yang menurutnya menghancurkan masa depan Pertamina sebagai BUMN.
"Kita lakukan aksi-aksi di seluruh wilayah, di Cilacap, di Surabaya, lalu Semarang sampai Jayapura, Papua semuanya menyuarakan suatu kegundahan dan aspirasi yang sama bahwa kondisi pertamina ini harus distabilkan karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak dan ini masa depan bangsa," tutupnya.