Dolar AS Tembus Rp 15.245, Wamen BUMN Sebut 2 Perusahaan Bakal Babak Belur

28 September 2022 17:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury dalam acara Kick Off dan Penandatanganan PKS & NDA Healthcare Information Exchange di Jakarta, Rabu (20/7/2022). Foto: Kementrian BUMN
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury dalam acara Kick Off dan Penandatanganan PKS & NDA Healthcare Information Exchange di Jakarta, Rabu (20/7/2022). Foto: Kementrian BUMN
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rupiah masih terus tertekan oleh dolar AS. Terpantau hingga siang ini pukul 12:05 WIB, mata uang garuda itu sudah tembus Rp 15.245 per dolar AS atau melemah 120,5 poin (0,8 persen).
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury menyebut akan ada dua BUMN yang berpotensi terkena imbas dari pelemahan rupiah. Kedua perusahaan tersebut adalah PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero).
"Memang dua BUMN memiliki posisi yang selama kalau terjadi depresiasi itu menyebabkan adanya potensi effect losses adalah Pertamina dan juga PLN sebagai dua BUMN yang memang memiliki posisi kewajiban dalam dolar AS yang cukup tinggi," ujar Pahala dalam Konferensi Pers Kinerja Portofolio BUMN di Kementerian BUMN, Rabu (28/9).
Untuk itu, dia akan terus memastikan bahwa posisi kewajibannya selalu berada pada level yang sudah ditetapkan sebesar 25 persen dari kewajiban dalam bentuk dolar AS. Meski begitu, Pahala berharap dapat menaikkan level di atas 25 persen.
ADVERTISEMENT
"Kewajiban untuk 25 persen terus kita jaga baik untuk Pertamina dan untuk PLN. Bahkan untuk beberapa kasus kita berharap ini kalau dalam kondisi memang ada potensi terjadi depresiasi kita harapkan untuk bisa ditingkatkan di atas 25 persen," kata dia.
Pahala menilai, sebetulnya kinerja PLN dalam performa yang baik bahkan melampaui rencana awal. "PLN khususnya memang kalau kita lihat tetap memiliki posisi yang sangat baik dibandingkan rencana awal sampai pertengahan tahun bahkan memiliki pembukuan laba jauh di atas apa yang kita anggarkan untuk satu tahun penuh," pungkas Pahala.