Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Dompet Dhuafa Bangun Sumur Wakaf, Penduduk Buano Maluku Tak Lagi Minum Air Payau
27 September 2023 17:05 WIB
·
waktu baca 4 menit
Dompet Dhuafa baru saja meresmikan Sumur Wakaf di dua titik lokasi, yaitu di Desa Buano Selatan dan Desa Buano Utara, Kecamatan Huamual Belakang, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku.
Hal ini dilakukan karena Maluku diterpa sinar matahari dan penduduk Buano mengalami kekurangan air bersih hampir sepanjang tahun. Mereka harus meminum air payau untuk memenuhi kebutuhan air bersih harian.
Ya, meski panas terik melimpah menjadikan Maluku lokasi yang subur untuk penanaman rempah, terutama cengkeh. Di sisi lain, tidak turunnya air hujan membuat masyarakat kesulitan. Turunnya hujan ibaratkan berkah sebab mereka bisa menampung air hujan sebagai persediaan air untuk keperluan sehari-hari.
Setibanya di lokasi, tim Dompet Dhuafa disambut dengan kapata, nyanyian selamat datang khas Buano. Tembang ini berisi doa kebaikan dan keselamatan untuk para tamu—menurut penduduk setempat. Penduduk pun memberikan haji tatai kepada perwakilan tim. Ini merupakan kalung yang dibuat dari bunga, kayu putih, dan kacang-kacangan.
Acara peresmian Sumur Wakaf ini dihadiri tim nazhir Dompet Dhuafa, tokoh masyarakat, dan warga Buano. Semua terlihat antusias dan ditampilkan pula tarian tradisional Buano dengan iringan tabuhan gendang. Tarian ini merepresentasikan filosofi kehidupan masyarakat di sana.
Kondisi Masyarakat Buano Saat Kekeringan
Sebelum hadirnya Sumur Wakaf, setiap anak di kedua dusun harus mengambil air ke tengah hutan dengan membawa 4 jeriken sekaligus. Jika terisi penuh, total berat yang mereka bawa bisa mencapai 20 kilogram.
Tim Program Dompet Dhuafa Maluku Bakri Tambepessy, menambahkan bahwa keberadaan air bersih sangat diimpikan seluruh masyarakat Buano Utara dan Buano Selatan sejak berpuluh tahun lamanya.
“Air payau itu di mulut rasanya asin. Perutnya juga terasa berat,” jelas Bakri.
Menghadirkan sumber air bersih di Buano juga penuh tantangan. Dompet Dhuafa sempat menemukan beberapa tantangan saat mencari titik sumber air. Bakri bilang, sempat melakukan dua kali percobaan untuk mendapat sumber air bersih layak konsumsi.
Tim pernah memanfaatkan gravitasi bumi dengan pipanisasi dari sumber air di bukit yang berjarak 7 km, tetapi upaya ini gagal. Sedangkan, upaya kedua pernah mengalami kekeliruan assessment lokasi pengeboran sumur oleh lembaga lain yang akhirnya mengalirkan air selama tiga minggu.
“Itupun airnya kotor, keruh, jadi tak layak dikonsumsi. Akhirnya terbengkalai,” ujar Bakrie.
Meski banyak tantangannya sulit, Dompet Dhuafa berhasil membangun Sumur Wakaf untuk masyarakat. Upaya ini juga dibanjiri ungkapan terima kasih dari berbagai pihak. terutama dari Raja Buano Selatan, Frangky Nusaaly.
“Bersatu kita utuh, bercerai kita runtuh. Keberadaan sumur wakaf ini perlu kita jaga bersama agar manfaatnya dapat dirasakan seluruh warga,” katanya.
Hal serupa pun disampaikan oleh Raja Buano Utara Ahmad Nurlette. “Alhamdulillah kita mencontoh teladan sahabat nabi berupa sumur wakaf di desa kita tercinta,” ucap Ahmad.
Kedua raja itu bilang bahwa mereka berterima kasih atas adanya program Sumur Wakaf dan sepakat akan menjaga sumber air bersih juga memanfaatkannya untuk seluruh masyarakat Buano. Jadi mereka tidak perlu mengonsumsi air payau lagi.
Sumur Wakaf, Solusi Penuhi Kebutuhan Air Bersih
Saat peresmian Sumur Wakaf, Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa, La Januari, ikut hadir untuk menyaksikan. Ia mengatakan bahwa keberhasilan pembangunan ini berkat doa warga Buano dan kebaikan para donatur yang mempercayakan Dompet Dhuafa.
“Alhamdulillah, dalam waktu enam bulan sumur wakaf ini jadi,” tuturnya.
La Januari pun menyampaikan bahwa wakaf merupakan instrumen keuangan Islam untuk membantu mengentaskan berbagai masalah, misalnya masalah keterbatasan air bersih.
Sumur wakaf ini merupakan persembahan dari donatur Dompet Dhuafa untuk bisa dimanfaatkan seluas-luasnya bagi masyarakat. Selain itu program wakaf yang bersifat abadi ini perlu dijaga dengan dioptimalkan secara produktif atau dapat disebut Wakaf Produktif.
Perwakilan Dompet Dhuafa Pusat, Awal Ramadan, juga menyampaikan rasa syukurnya atas realisasi sumur wakaf di Maluku. Ia mengimbau agar masyarakat terus menggaungkan wakaf dan menerapkannya sebagai gaya hidup. Jadi setiap orang mampu membantu sesama yang tentunya jadi ladang pahala.
“Tahan pokoknya, alirkan manfaatnya. Itulah wakaf,” ujarnya.
Acara peresmian Sumur Wakaf ditutup dengan doa bersama. Setelah itu, hadirin ikut makan bersama dan bercerita tentang kehadiran Sumur Wakaf yang selama ini dinantikan. Sumur air bersih hasil wakaf ini diharapkan dapat menjadi manfaat dan kebaikan.
Advertorial ini dibuat oleh kumparan Studio