Donasi Fiktif Rp 2 T Akidi Tio Sempat Seret BI hingga Nama 3 Bank Kakap

2 Agustus 2021 15:52 WIB
·
waktu baca 1 menit
Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri menerima bantuan Rp 2 Triliun untuk penanganan COVID-19.  Foto: Dok Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri menerima bantuan Rp 2 Triliun untuk penanganan COVID-19. Foto: Dok Pribadi
ADVERTISEMENT
Polda Sumsel menangkap anak mendiang Akidi Tio, Heryanti alias Ahong, terkait dugaan donasi fiktif Rp 2 triliun untuk penanganan COVID-19. Sebelum proses hukum ini, pihak keluarga Akidi Tio sempat menyebut-nyebut akan melibatkan Bank Indonesia (BI) hingga 3 bank kakap terkait proses penyetoran dana.
ADVERTISEMENT
Tiga bank kakap yang sempat disebut-sebut akan jadi tujuan penyetoran donasi Rp 2 triliun, adalah BRI, BCA, dan yang terbaru Bank Mandiri. Hal ini diungkap wartawan senior, Dahlan Iskan, dari perbincangan dengan seorang sumber yang merupakan teman dekat Heryanti.
"Senin jadi cair?" tanya Dahlan ke sumber tersebut.
"Jadi," katanya. Dia bilang tegas sekali: jadi. "Senin pagi akan ditransfer dengan cara RTGS lewat Bank Mandiri."
"Gak jadi Bank BRI?" tanya Dahlan Iskan.
"Iya dulu dia bilang lewat BRI, sekarang Mandiri," ujar sumber itu lagi kepada Dahlan Iskan.
Sebelumnya, kumparan juga mendapat informasi dari dokter keluarga mendiang Akidi Tio, Prof dr Hardi Darmawan, uang sumbangan Rp 2 triliun akan disetorkan melalui BCA.
Ilustrasi Bank Indonesia Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Terkait penyebutan nama-nama bank kelas kakap itu, kumparan mengkonfirmasi ke pimpinan tiga bank tersebut. Pada umumnya mereka menyatakan hal yang tak jelas tak perlu dikomentari.
ADVERTISEMENT
Apalagi kemudian Heryanti yang menyerahkan bantuan Rp 2 triliun secara simbolis kepada Kapolda Sumsel, Irjen Pol Eko Indra Heri, kemudian ditangkap polisi.
Sebelumnya, Hardi Darmawan juga sempat menyebut-sebut keterlibatan Bank Indonesia dalam urusan penyerahan sumbangan ini.
“Sebetulnya yang sukses itu anak-anaknya di Jakarta, mereka rencana mau datang ke Palembang bersama notaris dan juga dari BI, namun batal karena situasi COVID-19 saat ini,” kata Hardi, Rabu (28/7), seperti dilansir urban.id, media partner kumparan di Palembang.
Sementara Bank Indonesia pusat di Jakarta maupun kantor perwakilannya di Palembang Sumatera Selatan, menampik pernah ada komunikasi dengan keluarga mendiang Akidi Tio.