Dorong Inovasi Berkelanjutan, Jamkrindo Cetak Laba Bersih Rp 1,28 Triliun

27 April 2023 20:15 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jamkrindo berhasil membukukan laba bersih Rp 1,28 triliun. Foto:  dok. Jamkrindo
zoom-in-whitePerbesar
Jamkrindo berhasil membukukan laba bersih Rp 1,28 triliun. Foto: dok. Jamkrindo
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) berhasil mencetak pertumbuhan kinerja yang solid sepanjang tahun 2022. Hal tersebut didapat melalui strategi bisnis yang konsisten pada segmen potensial dan ragam inisiatif dalam berinovasi untuk tumbuh berkelanjutan.
Berdasarkan laporan kinerja keuangan tahun 2022 yang diaudit Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanudiredja, Wibisana, Rintis, dan Rekan (firma anggota jaringan global PWC), Jamkrindo berhasil membukukan pertumbuhan bisnis yang positif pada tahun 2022 dengan raihan laba bersih sebesar Rp 1,28 triliun. Jumlah tersebut naik sebesar 20,09 persen dari tahun sebelumnya yaitu Rp 1,07 triliun.
Direktur Utama Jamkrindo, Hendro Padmono, menyampaikan bahwa kenaikan laba bersih tersebut didongkrak oleh kenaikan volume penjaminan Jamkrindo. Sebagai pionir penjaminan kredit di Indonesia, Jamkrindo berhasil mencatatkan volume penjaminan sebesar Rp 312,36 triliun atau naik sebesar 26,19 persen, dengan jumlah UMKM yang dijamin sebanyak 10,8 juta UMKM yang mempekerjakan sejumlah 35,1 juta tenaga kerja dalam operasional usahanya.
Di tengah tantangan ketidakpastian ekonomi, Jamkrindo juga berhasil menavigasi kinerja finansial perusahaan dengan pengelolaan risiko secara prudent. Imbal jasa penjaminan perusahaan naik sebesar 29,34 persen menjadi Rp 5,64 triliun dengan beban klaim pada tahun 2022 tercatat sebesar Rp 3,24 triliun. Jumlah ini meningkat 27,11 persen dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 4,36 triliun. Adapun dari sisi finansial, aset Jamkrindo tercatat sebesar Rp 28,01 triliun dengan ekuitas Rp 12,82 triliun.
Kinerja Jamkrindo pada tahun 2022. Foto: dok. Jamkrindo
Hendro mengungkapkan bahwa terdapat empat pilar utama yang menjadi strategic concerns dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan, yaitu income diversification dengan mengembangkan bisnis non-program atau penugasan pemerintah; transformasi TI dengan meluncurkan Jamkrindo core system atau JACS, data management & analytics, dan enterprise resources planning (ERP); penerapan tata kelola atau risk management secara prudent dengan implementasi three lines model, four eyes principles, dan GRC; serta pengembangan SDM melalui transformasi budaya dan juga pengembangan talenta perusahaan.
"Berbagai inovasi telah kami lakukan untuk mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan. Kami fokus pada strategi penerapan tata kelola yang baik, termasuk four eyes principles, pengelolaan portofolio secara bijaksana untuk meningkatkan profitabilitas, memastikan efektivitas pengelolaan penggunaan biaya, memperkuat konsolidasi internal, serta meningkatkan koordinasi dan kolaborasi antara Jamkrindo dan holding, serta sesama anggota holding Indonesia Financial Group," ujarnya.
Hendro pun melanjutkan, kinerja positif Jamkrindo tersebut tidak terlepas dari kondisi makroekonomi yang membaik, serta berbagai dukungan kebijakan strategis pemerintah dan regulator dalam menjaga stabilitas perekonomian.
"Dukungan yang luar biasa dari segenap stakeholders memberikan optimisme dan kepercayaan diri bagi kami untuk menghasilkan kinerja terbaik," katanya.

Jamkrindo Kembali Tingkatkan Cadangan Klaim

Pada tahun 2022, Hendro mengungkapkan bahwa Jamkrindo kembali meningkatkan cadangan klaim yakni sebesar 232 persen dari total klaim dalam proses year-to-date Maret 2023. Peningkatan cadangan klaim ini merupakan strategi perusahaan untuk memitigasi risiko dan menjaga kinerja perusahaan pada tahun berikutnya.
Direktur Utama PT Jamkrindo, Hendro Padmono. Foto: dok. Jamkrindo
"Pembentukan cadangan klaim yang kuat menjadi bagian dari komitmen perusahaan dalam menjaga layanan memuaskan pada pembayaran klaim kepada mitra bisnis secara tetap waktu dan tepat jumlah, sehingga dengan demikian kepercayaan dan reputasi perusahaan selalu terjaga baik dengan pengelolaan risiko bisnis yang terukur, sehat, dan terkendali," ujar Hendro.
Berbekal kinerja baik di tahun 2022, Hendro optimis Jamkrindo dapat merealisasikan target di tahun 2023. Pada 2023, Jamkrindo menargetkan perolehan volume penjaminan sebesar Rp 340,26 triliun.
"Berbagai strategi disiapkan antara lain berinovasi dalam hal teknologi dan digitalisasi layanan seperti implementasi aplikasi JOS atau Jamkrindo Online Suretyship untuk mendukung penguatan bisnis proses non-program, akselerasi model bisnis, penerapan manajemen risiko yang robust hingga mempersiapkan talenta masa depan," jelasnya.
Selain itu, dalam rangka mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDG’s, Jamkrindo juga melaksanakan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) yang diimplementasikan secara merata di berbagai daerah di Indonesia. Program tersebut dikemas untuk membantu mewujudkan pemerataan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Jamkrindo kembali meningkatkan cadangan klaim yakni sebesar 232 persen dari total klaim dalam proses year-to-date Maret 2023. Foto: dok. Jamkrindo
Program TJSL Jamkrindo terbagi menjadi tiga pilar utama yaitu sosial, lingkungan, dan ekonomi. Pada pilar sosial, kegiatan yang dilakukan antara lain pemberdayaan barista disabilitas di Garut dan pelatihan public speaking untuk disabilitas.
Sementara pada pilar lingkungan, Jamkrindo memberikan bantuan pipa sarana air bersih di Kesatuan Adat Banten Kidul-Kasepuhan Sinar Resmi dan dukungan program lingkungan di Labuan Bajo seperti pengadaan tong sampah, wall sign, dan kampanye anti sampah plastik. Kemudian, pada pilar ekonomi, Jamkrindo mengadakan coaching clinic dan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kapabilitas UMKM agar lebih dapat berdaya saing.
"Dalam setiap program TJSL perusahaan, aspek tujuan pembangunan berkelanjutan senantiasa menjadi fokus utama Jamkrindo. Hal ini selaras dengan arahan dari Kementerian BUMN yang mengharapkan agar program pemberdayaan yang dijalankan sejalan dengan prinsip penciptaan Creating Shared Value atau CSV yang menempatkan penciptaan nilai ekonomi dan nilai sosial secara bersama-sama yang dapat dirasakan oleh masyarakat luas." pungkas Hendro.
Advertorial ini dibuat oleh kumparan Studio