Dorong Kolaborasi, HLF MSP dan Indonesia-Africa Forum Digelar Berbarengan

30 Oktober 2024 9:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto (kelima kanan depan) dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (tengah depan) berfoto dengan sejumlah kepala negara/pemerintahan saat Joint Leaders' Session Indonesia-Africa Forum (IAF) II and High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) di Nusa Dua, Bali, Senin (2/9/2024). Foto: dok. Komdigi
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto (kelima kanan depan) dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (tengah depan) berfoto dengan sejumlah kepala negara/pemerintahan saat Joint Leaders' Session Indonesia-Africa Forum (IAF) II and High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) di Nusa Dua, Bali, Senin (2/9/2024). Foto: dok. Komdigi
Perhelatan High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) 2024 dan Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 digelar berbarengan tahun ini. Berlangsung pada 1-3 September 2024, kedua acara tersebut menghasilkan 32 kerja sama bisnis dengan nilai fantastis.
Angkanya bahkan mencapai lebih dari USD 3,5 miliar. HLF MSP dan IAF menjadi upaya kolaboratif untuk mendorong kemajuan negeri.
Diprakarsai oleh Kementerian PPN/Bappenas, HLF MSP mengangkat tema "Strengthening Multi-Stakeholder Partnerships: Towards a Transformative Change". Berbagai pemangku kepentingan mulai dari pemerintah, sektor swasta, organisasi internasional, akademisi, hingga masyarakat sipil berhasil dipertemukan dan membahas isu-isu krusial, termasuk seputar perubahan iklim, ketimpangan sosial-ekonomi, dan transformasi digital.
Apalagi saat pembekalan calon menteri, Presiden Prabowo Subianto mengatakan bahwa kondisi geopolitik dan geostrategis sangat dinamis. Ia ingin politik kolaboratif lebih diterapkan agar Indonesia dapat menghadapi kondisi global yang cepat berubah.
Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Ekonomi dan Sosial, Li Junhua menjelaskan, HLF MSP 2024 menjadi momen krusial untuk merefleksikan reformasi, terutama dalam tiga area tematik yaitu pembiayaan inovatif, ekonomi berkelanjutan, dan Kerja Sama Selatan-Selatan (KSS).
“Perlunya sistem pembiayaan yang berfokus pada dampak pembangunan, yang dapat membuka sumber daya baru untuk investasi dalam TPB/SDGs,” katanya.
Menurut Li Junhua, pembangunan ekonomi berkelanjutan perlu lebih dari sekadar melindungi lingkungan, tapi juga bermanfaat ekonomi untuk semua pihak tanpa mengorbankan masa depan.
Ia pun menekankan pentingnya memperkuat aliran kerja sama Selatan-Selatan di tingkat nasional, regional, dan global karena sudah menunjukkan potensi.
Sementara itu, IAF ke-2 yang digagas oleh Kementerian Luar Negeri mengangkat tema ”Bandung Spirit for Africa's Agenda 2063”. Acara ini diharapkan dapat memperkuat hubungan dagang dan investasi antara Indonesia-Afrika, serta membuka peluang baru sektor-sektor yang lebih luas dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Direktur Afrika, Direktorat Jenderal Asia, Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri, Dewi Justicia Meidiwaty, menjelaskan bahwa ada 40 perusahaan Indonesia menjalin kerja sama strategis di IAF 2024.
“Baik dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), perusahaan nasional, perusahaan swasta, serta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dengan mitra-mitra dari Afrika,” kata Dewi.

Kolaborasi Kunci Kuatnya Negara-Negara Ketiga

Suasana saat para kepala negara/pemerintahan dan delegasi mengikuti Joint Leaders Session Indonesia-Africa Forum (IAF) II and High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) di Nusa Dua, Bali, Senin (2/9/2024). Foto: dok. Komdigi
HLF MSP 2024 dan IAF menghasilkan kesepakatan dan kerja sama yang saling menguntungkan bagi pihak-pihak yang terlibat. Forum ini juga menekankan pentingnya kolaborasi dalam menghadapi isu dan krisis di tengah dinamika global secara berkelanjutan.
Pada acara yang sama, Presiden ke-7 RI, Joko Widodo mengutarakan empat langkah taktis untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu:
Tantangan selanjutnya adalah memastikan implementasi efektif dari kesepakatan-kesepakatan yang telah dicapai guna semakin berdampak bagi masyarakat Indonesia. Langkah awal yang dapat dilakukan adalah menyebarkan informasi dan edukasi terkait perkembangan hasil HLF MSP 2024 dan IAF ke-2.
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) salah satunya, melalui Direktorat Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum, dan Keamanan, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, menggelar Forum Literasi Politik, Hukum, dan Keamanan Digital (FIRTUAL).
Forum edukasi tersebut telah berlangsung di Denpasar, Bali, dengan mengangkat tema Mewujudkan Bandung Spirit 2063: Dampak High Level Forum on Multi Stakeholder Partnerships (HLF MSP) dan Indonesia Africa Forum (IAF) ke-2 Bagi Masyarakat Indonesia, pada 23 Oktober 2024.
Selain pemerintah, masyarakat diharapkan ikut terlibat dalam berbagai diskusi, memberi gagasan, hingga menyebarkan informasi tentang pentingnya mengawal kerja sama yang dilakukan Indonesia dengan berbagai pihak.
Hal itu diutarakan oleh Dirjen IKP Kominfo, Prabu Revolusi. Ia menekankan bahwa partisipasi seluruh masyarakat sangat penting untuk mendukung kelancaran dan kesuksesan forum internasional.
"Keberhasilan penyelenggaraan forum internasional tidak hanya menjadi refleksi citra Indonesia di mata dunia, tetapi juga menunjukkan komitmen Indonesia dalam memajukan pembangunan berkelanjutan melalui kerja sama global," ucapnya.
Dengan kolaborasi dari seluruh elemen masyarakat, kata Prabu, Indonesia diharapkan dapat memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam diplomasi global dan pembangunan berkelanjutan, sekaligus meningkatkan hubungan internasional yang dinamis dan saling menguntungkan.
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio