Dorong Logistik Hijau, Pengusaha Mulai Gunakan Kereta Api Buat Angkut Barang

29 Oktober 2024 8:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alat berat menata peti kemas ke atas gerbong kereta api di Stasiun Jakarta Gudang, Jakarta Utara, Sabtu (15/1).  Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Alat berat menata peti kemas ke atas gerbong kereta api di Stasiun Jakarta Gudang, Jakarta Utara, Sabtu (15/1). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Para pelaku usaha atau pengusaha mulai memanfaatkan moda transportasi kereta api untuk mendorong green logistic atau logistik hijau di Indonesia. Hal ini salah satunya tercermin dari meningkatnya volume angkutan kontainer di PT Kereta Api Logistik (KAI Logistik).
ADVERTISEMENT
Hingga September 2024, KAI Logistik mencatat volume kontainer mencapai 1,7 juta ton, meningkat sebesar 14 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023 sebesar 1,5 juta ton.
"Kenaikan ini mengindikasikan bahwa pelaku usaha semakin tertarik untuk beralih ke transportasi yang lebih berkelanjutan, terutama pada rute-rute strategis seperti Trans-Jawa," ujar Direktur Utama KAI Logistik, Fredi Firmansyah dalam keterangan tertulis, Selasa (29/10).
Untuk mendorong penerapan green logistics, KAI Logistik juga mengajak para pelaku usaha untuk berkolaborasi mewujudkan sistem logistik yang lebih ramah lingkungan.
Fredi menjelaskan, untuk menjalankan green logistics, perlu kolaborasi antara semua pihak industri, termasuk pelaku usaha. Pendekatan bisnis ramah lingkungan tidak hanya memberikan manfaat bagi planet, tetapi juga menghadirkan efisiensi dalam biaya operasional dan kinerja logistik.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, inisiatif itu sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sesuai dengan target yang tercantum dalam Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC) yang menargetkan pengurangan emisi GRK  sebanyak 32 persen atau 358 juta ton CO2 dengan usaha sendiri, hingga 41 persen atau sebanyak 446 juta ton CO2 dengan dukungan internasional pada tahun 2030 mendatang.
Pada tahun 2022, Indonesia tercatat sebagai negara penghasil emisi Gas Rumah Kaca (GRK) terbesar ketujuh di dunia, dengan total emisi mencapai 1,24 gigaton setara karbon dioksida (Gt CO2e). Sektor transportasi menyumbang 159 juta ton CO2atau sekitar 94,69 persen di antaranya berasal dari transportasi darat.
Oleh karena itu, diperlukan strategi untuk mengurangi emisi sektor transportasi termasuk transportasi barang, salah satunya melalui strategi shift atau melalui peralihan penggunaan moda ke moda transportasi yang lebih ramah lingkungan, salah satunya moda kereta api.
ADVERTISEMENT
"Satu rangkaian kereta api kontainer mampu mengangkut hingga 30 gerbong datar, setara dengan 60 truk berkapasitas 20 ton. Dengan beralih ke moda transportasi kereta api, kita tidak hanya membantu mengurangi emisi karbon, tetapi juga menjaga infrastruktur jalan dengan mengurangi beban berlebih. Pada sisi ekonomi, juga menekan biaya pemeliharaan jalan," jelas Fredi.
Selain itu, Fredi mengatakan, KAI Logistik juga mencermati perkembangan kebijakan pajak karbon yang saat ini sedang dalam penggodokan dan dijadwalkan akan diberlakukan pada tahun 2025. Kebijakan ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak pelaku usaha untuk berinvestasi dalam solusi logistik yang berkelanjutan.
“Kami mengundang pelaku usaha di berbagai sektor untuk bersama memprioritaskan pengurangan emisi karbon dan berkontribusi dalam mewujudkan solusi logistik yang efisien dan bertanggung jawab terhadap lingkungan,” tambahnya.
ADVERTISEMENT