Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Dorong Pasar Modal Berkelanjutan di ASEAN, ACMF Hasilkan 4 Kesepakatan
17 Oktober 2023 10:58 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Otoritas Jasa Keuangan (OJK ) sebagai regulator pasar modal Indonesia menjadi ketua pada gelaran 39th ASEAN Capital Market Forum (ACMF). Acara puncak pertemuan ACMF 2023 digelar pada 16-18 Oktober 2023 di Bali.
ADVERTISEMENT
Forum ini diselenggarakan secara hybrid dan diikuti oleh regulator pasar modal dari 10 negara anggota ASEAN yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
"ACMF 2023 mengambil judul transitioning sustainable capital market. Artinya adalah bagaimana mendorong transisi dari pasar modal di ASEAN menuju sustainable capital market," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, di Padma Resort Legian, Bali, Selasa (17/10).
Mahendra menjelaskan, dalam ACMF 2023 membahas bagaimana penyesuaian dan langkah-langkah serta sinkronisasi komitmen internasional dengan prioritas negara ASEAN yang merupakan negara berkembang dan Emerging Market Economic.
Menurutnya, ACMF 2023 ini adalah bentuk respons positif negara ASEAN dalam perubahan pembangunan berkelanjutan di tingkat global di tengah risiko perubahan iklim.
ADVERTISEMENT
"Yang tidak semata mengikuti apa yang ditetapkan dunia internasional tapi justru memainkan peran yang semakin besar dalam kerangka perumusan kesepakatan dan arah berbagai peta jalan pembangunan berkelanjutan yang mencerminkan nilai-nilai ASEAN," tegasnya.
Ketua ACMF 2023 sekaligus Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi memaparkan 4 capaian kesepakatan dalam kemepimpinan Indonesia dalam ACMF 2023 ini.
"Pertama, ACMF menerbitkan ASEAN Transition Finance Guidance yang merupakan pedoman umum bagaimana suatu rencana transisi ke ekonomi rendah karbon bisa dikatakan kredibel, transparan, dan inklusif," kata Inarno.
Kedua, ACMF menyelesaikan proses revisi ASEAN Corporate Governance Scorecard, yang merujuk pada revisi OECD Principles on Corporate Governance di mana sustainability menjadi pilar utama yang baru.
ADVERTISEMENT
Scorecard ini akan digunakan dalam penilaian untuk menentukan Top Publicly Listed Companies (PLCs) di ASEAN yang akan dimulai dengan penilaian di tahun 2024 untuk tahun laporan 2023.
Ketiga, ACMF terus mendorong peningkatan kualitas pelaporan keberlanjutan (sustainability disclosure) dengan menjalin kolaborasi dengan ISSB sebagai pembuat standar global untuk sustainability disclosure. Kolaborasi ini telah dituangkan dalam protocol dialog yang ditandatangani di pertemuan ACMF Charis Meeting, Senin (16/10) kemarin.
"Melalui kolaborasi ini ACMF bisa mengintensifkan program capacity building baik untuk anggota ACMF sebagai regulator dan juga untuk perusahaan penyusun laporan keberlanjutan. Melalui platform kolaborasi ini, ACMF menyuarakan concerns dan feedback kepada ISSB sebagai pembuat standar," jelas Inarno.
Keempat, ACMF meluncurkan handbook untuk ASEAN Green Lane untuk memfasilitasi penawaran lintas batas reksa dana berbasis keberlanjutan.
ADVERTISEMENT
"Milestone ACMF di atas sejalan dengan fokus inisiatif ACMF pada agenda transisi menuju pengurangan emisi sampai dengan tercapainya komitmen net zero di kawasan, dan ACMF sebagai forum regulator Pasar Modal di ASEAN berkomitmen untuk berkontribusi dalam agenda besar ini," pungkas Inarno.
Live Update