Dorong Sektor Pariwisata, PT SMF Targetkan Pembiayaan Homestay Rp 20,6 Miliar

21 April 2022 16:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi PT SMF. Foto: PT SMF
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi PT SMF. Foto: PT SMF
ADVERTISEMENT
PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau PT SMF turut mendorong pemulihan sektor pariwisata di Indonesia. Sejak 2019 hingga 18 April 2022, BUMN di bawah Kementerian Keuangan tersebut telah merealisasikan pembiayaan homestay sektor wisata senilai Rp 8,81 miliar.
ADVERTISEMENT
Adapun capaian tersebut sudah sebesar 42,66 persen dari alokasi target senilai Rp 20,67 miliar yang diberikan untuk 105 debitur di tahun ini.
"Terdapat sisa saldo anggaran sebesar Rp 11,86 miliar untuk program pembiayaan homestay," kata Direktur SMF Trisnadi Yulrisman dalam keterangan tertulis, Kamis (21/4).
Trisnadi menyatakan, pandemi COVID-19 sempat membuat realisasi pembiayaan tersendat. Namun demikian, SMF terus mendorong pembiayaan untuk pemulihan sektor wisata.
Menurut dia, pembiayaan homestay wisata disalurkan ke 13 destinasi desa wisata dengan sejumlah provinsi yakni Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, hingga NTB.
Untuk wilayah Jawa Tengah, pembiayaan disalurkan ke desa Nglanggeran Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebanyak 24 homestay senilai Rp 1,57 miliar. Selain itu pembiayaan juga disalurkan ke desa Pagerharjo Kulonprogo DIY sebanyak 5 homestay senilai Rp 340 juta.
ADVERTISEMENT
Pembiayaan juga disalurkan ke desa Samiran Boyolali-Jateng sebanyak 19 homestay senilai Rp 570 Juta. Dan terakhir, ke Desa Kemuning Karanganyar, Jateng sebanyak 15 homestay senilai Rp1,85 miliar.
Selanjutnya, pembiayaan homestay juga disalurkan ke Jawa Timur dan Jawa Barat. Di antaranya ialah ke desa Sarongan Banyuwangi-Jatim sebanyak 1 homestay senilai Rp 150 Juta. Selain itu, desa Tamansari Banyuwangi, Jatim sebanyak 14 homestay senilai Rp 1,5 miliar. Dan terakhir, desa Sukajaya Sumedang, Jabar sebanyak 2 homestay senilai Rp 150 juta.
Trisnadi menyatakan, sebagai wilayah wisata prioritas Nusa Tenggara Barat juga menjadi tujuan pembiayaan homestay wisata. Di mana pembiayaan disalurkan ke desa Kuta Lombok Tengah NTB sebanyak 7 homestay senilai Rp 500 juta.
ADVERTISEMENT
Lalu ke desa Mertak Lombok Tengah-NTB sebanyak 5 homestay senilai Rp 450 juta. Sedangkan untuk desa Sembalun Lombok Timur–NTB sebanyak 6 homestay senilai Rp 900 juta. Dan terakhir desa Tetebatu Lombok Timur-NTB sebanyak 1 homestay senilai Rp 75 juta.
Dia menjelaskan, program pembiayaan homestay SMF diberikan dalam rangka penyaluran fasilitas pembiayaan khusus untuk pembangunan atau perbaikan homestay di destinasi wisata prioritas maupun destinasi wisata lainnya.
Adapun selama tahun lalu, PT SMF mencatatkan pendapatan Rp 2,12 triliun atau turun 9,56 persen dibandingkan dengan posisi 2020 yakni Rp 2,34 triliun.
"Ini sedikit menurun, tetapi masih meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2019 yang sebesar Rp 1,86 triliun," kata Direktur Utama PT SMF Ananta Wiyogo.
ADVERTISEMENT
Pendapatan tersebut dibukukan dari laba bersih yang mencapai Rp 460 miliar pada tahun lalu, menurun 2,1 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp 470 miliar.
Ia menuturkan total aset PT SMF pun bertumbuh pada tahun lalu sebesar 3,75 persen dari Rp 32,51 triliun menjadi Rp 33,72 triliun. Kemudian, total ekuitas juga meningkat signifikan 22,68 persen dari Rp 11,42 triliun menjadi Rp 14,02 triliun.
"Peningkatan terjadi utamanya karena suntikan penyertaan modal negara (PMN)," tambahnya.
***
Ikuti giveaway kumparanBISNIS dan dapatkan hadiah saldo digital total Rp 1,5 Juta, klik di sini. Kegiatan giveaway ini terbatas waktunya, ayo segera gabung!