Dubes Jepang ke PGE Area Lahendong, Bahas Studi Pengembangan Hidrogen

27 Februari 2023 12:24 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kanasugi Kenji, mengunjungi area Lahendong PGE, bahas studi pengembangan hidrogen energi, Minggu (26/2/2023) di Kantor PGE Area Lahendong di Kota Tomohon, Sulawesi Utara. Foto: Dok. PGE
zoom-in-whitePerbesar
Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kanasugi Kenji, mengunjungi area Lahendong PGE, bahas studi pengembangan hidrogen energi, Minggu (26/2/2023) di Kantor PGE Area Lahendong di Kota Tomohon, Sulawesi Utara. Foto: Dok. PGE
ADVERTISEMENT
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) dikunjungi Duta Besar Jepang untuk Indonesia sekaligus membawa New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO) dan Tokyo Electric Power Company Holdings, Incorporated (TEPCO HD). Keduanya membahas studi pengembangan Hidrogen Hijau pada Minggu (26/2) di Kantor PGE Area Lahendong di Kota Tomohon, Sulawesi Utara.
ADVERTISEMENT
PGE merupakan anak usaha PT Pertamina Power Indonesia (Pertamina NRE) yang merupakan bagian dari PT Pertamina (Persero). Perusahaan baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) alias Initial Public Offering/IPO pada 24 Februari 2023.
Kunjungan ke PGE Area Lahendong dihadiri oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji, Executive Vice President & Chief Innovation Officer (CIO) TEPCO Chikara Kojima, Chief Representative NEDO Jakarta Yamashita Naoto, Chief Executive Officer (CEO) Pertamina NRE Dannif Danusaputro, dan Direktur Utama PGE Ahmad Yuniarto.
Pertamina NRE dan TEPCO HD akan menggabungkan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) milik PGE dan teknologi produksi hidrogen milik TEPCO HD untuk mengembangkan teknologi operasional yang optimal dan mencapai produksi serta transportasi hidrogen hijau yang hemat biaya melalui studi bersama ini dan akan didukung pengembangannya oleh NEDO.
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan yang sama Duta Besar Jepang untuk Indonesia menyampaikan Jepang dan Indonesia sepakat dalam mewujudkan konsep Asia Zero Emission Community (AZEC).
PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) menyelenggarakan konferensi pers di Ritz Carlton Pacific Place, Rabu (1/2/2023). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kanasugi Kenji, mengatakan Indonesia memiliki potensi geothermal yang sangat besar yaitu terbesar kedua di dunia, Jepang dan Indonesia memiliki tujuan yang sama untuk memperkuat kerja sama transisi energi.
"Hal ini juga merupakan kesepakatan kedua kepala negara antara Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida dalam pertemuan bilateral pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali,โ€ terang dia.
Sementara Dirut Pertamina NRE Dannif Danusaputro menjelaskan produksi hidrogen merupakan salah satu area bisnis geothermal Pertamina NRE ke depan. Perusahaan sedang mengembangkan pilot project untuk hidrogen hijau di area geothermal PGE dengan target produksi 100 kg/hari.
ADVERTISEMENT
"Dengan potensi yang dimiliki, kami yakin dapat menjadi pionir dalam menghasilkan hidrogen hijau dan berkontribusi untuk pengurangan emisi karbon. Kami antusias agar dapat bekerja sama dengan TEPCO HD dalam pengembangan ini juga dengan NEDO,โ€ ungkap Chief Executive Officer
Direktur Utama PGE, Ahmad Yuniarto, mengatakan PGE memiliki visi untuk menjadi perusahaan energi hijau kelas dunia dengan kapasitas geothermal terbesar di dunia dengan didukung oleh tiga pilar strategis yaitu mengoptimalkan area operasi yang sudah ada, memperluas geothermal value chain, dan mengembangkan area geothermal baru.
Pembangkit Listrik Geothermal (PLTB), Pertamina. Foto: Dok. PGE
"Dengan kunjungan ini kami berharap dapat bekerja sama untuk menambah value pada energi geothermal,โ€ terang dia.
PGE dalam menjalankan bisnis terus berkomitmen untuk pengembangan panas bumi dan memastikan implementasi Environment, Social, and Governance (ESG) menjadi bagian terintegrasi dari bisnis panas bumi PGE.
ADVERTISEMENT
PGE saat ini mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dengan kapasitas terpasang sebesar +1,8GW, dimana 672 MW dioperasikan dan dikelola langsung oleh PGE dan 1.205 MW dikelola dengan skenario Kontrak Operasi Bersama. Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkonstribusi sebesar sekitar 82 persen dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi pengurangan emisi CO2 sebesar sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun.