Dubes Uni Eropa Ingatkan Prabowo soal Timbunan Sampah dari Makan Bergizi Gratis

3 Juli 2024 17:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah siswa menunjukkan makanan gratis saat simulasi program makan siang gratis di SMP Negeri 2 Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (29/2/2024). Foto: Sulthony Hasanuddin/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah siswa menunjukkan makanan gratis saat simulasi program makan siang gratis di SMP Negeri 2 Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (29/2/2024). Foto: Sulthony Hasanuddin/Antara Foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Duta Besar (Dubes) Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Denis Chaibi, mengingatkan program andalan dari presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, yaitu makan bergizi gratis untuk tidak menimbun banyak sampah makanan di masa pemerintahannya mendatang.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, program makan bergizi gratis merupakan salah satu cara yang efektif untuk memastikan ketahanan pangan. Namun, program tersebut harus diiringi dengan pengendalian food lost and waste.
"Mengurangi sisa makanan merupakan cara yang cerdas untuk menciptakan ketahanan pangan,” kata Chaibi dalam acara Green Economy Expo 2024, di Jakarta pada Rabu (3/7).
Dalam catatannya, Chaibi memaparkan bahwa masyarakat Indonesia merupakan salah satu negara paling banyak membuang sisa makanan yang masih layak konsumsi di antara negara G20.
"Jika dapat mengurangi limbah makanan kita dapat memberi makan 10 persen populasi di Indonesia," ujarnya.
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Denis Chaibi bersamaMenteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa dalam acara peluncuran Peta Jalan Ekonomi Sirkular dan Food Loss and Waste, untukmendukung pencapaian ketahanan pangan menuju Indonesia Emas 2045, di Jakarta, Rabu (3/7). Dok: Ghifari/kumparan.
Sementara itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa menyatakan bahwa Indonesia berpotensi kehilangan pendapatan hingga Rp 551 triliun akibat banyak sisa makanan yang terbuang (food lost and waste).
ADVERTISEMENT
Menurutnya, pengendalian food loss and waste menjadi salah satu strategi intervensi prioritas pemerintah untuk mencegah kerugian tersebut.
"Dapat menyelamatkan kehilangan ekonomi sekitar Rp 213 triliun hingga Rp 551 triliun per tahun atau setara dengan 4 sampai 5 persen PDB Indonesia," kata Suharso.
Tidak hanya ekonomi, manfaat dari sisa pangan yang masih layak konsumsi juga dapat memenuhi kebutuhan energi sebesar 62 persen dari total penduduk yang kekurangan energi dan berkontribusi pada penurunan emisi gas rumah kaca di Indonesia.
"Jika semua edible Food Loss and Waste dapat dipulihkan, maka kebutuhan energi 62 sampai 100 persen populasi Indonesia yang kekurangan kandungan energi dapat dipenuhi," ujarnya.
"Total emisi gas rumah kaca dari Food Loss and Waste yaitu 1.702,9 Mt CO2-ek per tahun, setara dengan 7,29 persen emisi gas rumah kaca di Indonesia," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Karena itu, Kementerian PPN/Bappenas meluncurkan Peta Jalan Ekonomi Sirkular dan Food Loss and Waste, untuk mendukung pencapaian ketahanan pangan menuju Indonesia Emas 2045.
Bappenas juga mendorong ekonomi sirkular di Indonesia untuk mewujudkan ekonomi hijau dengan penerapan refuse, rethink, rejuce, reuse, repair, refurbish, remanufacture, reporpose, recycle, dan recover.