Dukung Industri Logistik Berkelanjutan, PIS Target Kurangi Emisi 33% di 2030

12 Juli 2024 16:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertamina International Shipping saat FIATA RAP 2024 di Bali. Foto: PIS
zoom-in-whitePerbesar
Pertamina International Shipping saat FIATA RAP 2024 di Bali. Foto: PIS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Pertamina International Shipping (PIS) memiliki fokus utama melakukan bisnis logistik berkelanjutan dan mendukung komitmen pemerintah mencapai Net Zero Emission pada 2060.
ADVERTISEMENT
Untuk mewujudkan komitmen tersebut, PIS menargetkan menurunkan 33 persen dari total emisi karbon dalam operasional perusahaan di akhir 2030.
Direktur Perencanaan Bisnis PIS, Eka Suhendra, mengatakan PIS telah menyusun sejumlah langkah strategi penurunan emisi karbon, yaitu penggunaan green ships, bahan bakar alternatif, green terminal, serta carbon capture & storage.
Langkah-langkah ini disampaikan Eka dalam forum Federation of International Freight Forwarders Associations Region Asia Pacific (FIATA RAP) 2024 di Bali, Kamis (11/7).
Strategi ini, kata Eka, merupakan wujud keseriusan PIS sebagai pemain utama di sektor logistik energi di Asia Tenggara untuk memimpin upaya dekarbonisasi, selaras dengan tujuan International Maritime Organization (IMO) dan komitmen Pertamina mencapai Net Zero Emission pada 2060.
"Salah satu langkah awal ini adalah menargetkan 33 persen penurunan emisi karbon dari 24,5 kTCO2e per tahun menjadi 978,6 kTCO2e per tahun pada 2030 mendatang," kata Eka melalui keterangan tertulis, Jumat (12/7).
Pertamina International Shipping saat FIATA RAP 2024 di Bali. Foto: PIS
Eka menuturkan, implementasi transformasi hijau secara cepat sudah dilakukan PIS, seperti peremajaan armada dengan kapal yang lebih ramah lingkungan dan menggunakan bahan bakar alternatif seperti dual-fuel dan biodiesel.
ADVERTISEMENT
Tidak berhenti di situ saja, PIS berencana terus memodernisasi armada dengan fitur-fitur yang lebih hemat energi, memperluas penggunaan bahan bakar alternatif, dan melakukan investasi untuk siap menjadi bagian dari rangkaian bisnis karbon negatif Carbon Capture & Storage (CCS).
Terkait CCS, PIS bersiap mengisi rantai transportasi yang dibutuhkan untuk pengangkutan karbon.
"Untuk mendukung komitmen pemerintah mencapai Net Zero Emission, kami akan berinvestasi dalam kapal pengangkut LCO2 (liquid carbon dioxide) dan receiving terminal," ujar Eka.
Selain itu, PIS belum lama juga meningkatkan kapabilitas Terminal LPG Tanjung Sekong dengan mengintegrasikan sejumlah teknologi canggih. Peningkatan teknologi di terminal LPG yang berlokasi di Cilegon, Banten, pengelolaan dan penyaluran LPG kian efisien dan terintegrasi.
Terminal yang beroperasi sejak 2012 ini memiliki area dengan luas mencapai 12,9 hektare dan memiliki kapasitas penyimpanan sebesar 98.000 Metric Tons (MT) atau 196.000 Cubic Meters (CBM).
ADVERTISEMENT
Pada 2020 lalu, Terminal LPG Tanjung Sekong telah di-upgrade menjadi Terminal LPG Refrigerated yang memiliki tiga dermaga dan bisa menampung kapal-kapal berukuran antara 3.500 hingga 65.000 deadweight tonnage (DWT), guna memudahkan operasi impor dan ekspor LPG secara efisien.
Terminal LPG Tanjung Sekong menjadi satu dari enam terminal energi strategis yang dikelola oleh PIS melalui PT Pertamina Energy Terminal (PET). PET mengelola beberapa terminal utama di seluruh Indonesia, termasuk Integrated Terminal Tanjung Uban (Kepulauan Riau), Fuel Terminal Pulau Sambu (Kepulauan Riau), Fuel Terminal Kotabaru (Kalimantan Selatan), Fuel Terminal Baubau (Sulawesi Tenggara), dan Terminal LPG Refrigerated Tuban (Jawa Timur).
Tak hanya itu, PIS sedang mengembangkan Jakarta Integrated Green Terminal di Tanjung Priok, Jakarta yang ditargetkan mengelola berbagai energi hijau ke depannya.
ADVERTISEMENT
"Seluruh inisiatif ini menunjukkan keseriusan PIS dalam mempraktikkan bisnis yang berkelanjutan di tengah upaya perusahaan memenuhi ketahanan energi nasional," tutur Eka.