Dunia Alami Ketegangan, Airlangga Sebut Indo-Pasifik dan ASEAN Masih Stabil

10 Desember 2024 11:17 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan sambutan saat menghadiri Bisnis Indonesia Economic Outlook 2025 di Jakarta, Selasa (10/12/2024). Foto: Muhammad Fhandra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan sambutan saat menghadiri Bisnis Indonesia Economic Outlook 2025 di Jakarta, Selasa (10/12/2024). Foto: Muhammad Fhandra/kumparan
ADVERTISEMENT
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, mengatakan kawasan Indo-Pasifik, termasuk negara-negara ASEAN masing cenderung stabil di tengah ketidakpastian dan ketegangan kondisi geopolitik global.
ADVERTISEMENT
"Di tengah ketidakpastian kita baru-baru ini mendengar perang Gaza belum berakhir, kemudian juga Ukraine-Rusia masih panas, dan terakhir perubahan di Suriah. Namun di tengah ketidakpastian ada satu wilayah yang selama dua dekade relatif aman, yaitu Indo-Pasifik," kata Airlangga di acara Bisnis Indonesia Economic Outlook 2025, Hotel Raffles Jakarta, Selasa (10/12).
Menurut Airlangga, ASEAN di tahun 2025 akan menjadi wilayah kerja sama regional yang paling stabil, sebab rata-rata perekonomian negara-negara di ASEAN mampu bertumbuh di angka 4 persen.
"Di Indo-Pasifik, ASEAN menjadi kerja sama regional yang paling stabil dan hampir seluruh negara ASEAN mengalami pertumbuhan di angka 4 persen secara rata-rata, dan dengan jumlah yang 600 juta penduduk, ASEAN telah membuat dunia global lebih dingin di wilayah Indo-Pasifik," ucap dia.
ADVERTISEMENT
Sejumlah kendaraan melintas dengan latar belakang gedung bertingkat di Tol Dalam Kota, Semanggi, Jakarta, Senin (19/8/2024). Foto: Darryl Ramadhan/kumparan
Airlangga bilang, meskipun ketegangan blok Timur-Barat masih terasa, perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang masih kental. Kata dia, dengan adanya kepemimpinan baru AS yang bakal dipimpin Presiden Donald Trump, maka akan ada perubahan terhadap kebijakan perdagangan yang mempengaruhi dunia.
"Walaupun ketegangan Timur-Barat masih ada, perang dagang China dan Amerika belum berakhir, dengan adanya kepemimpinan baru Amerika juga kelihatan akan ada perubahan juga terhadap kebijakan perdagangan," jelas Airlangga.
Lebih lanjut, dia menyebut, Presiden Trump nantinya akan lebih menghargai kerja sama bilateral antarnegara alias dua arah dibanding multilateral. Tetapi, menurut Airlangga, ASEAN lebih mengutamakan kerja sama multilateral.
"The new president di Amerika lebih menghargai bilateral daripada multilateral, tetapi negara-negara ASEAN percaya bahwa multilateral akan membawa kesejahteraan bersama. Nah ini merupakan tantangan-tantangan yang ada ke depan," kata dia.
ADVERTISEMENT