Duo Bos Pengembang Properti Raksasa Australia, Crown Group, Pecah Kongsi

12 Maret 2024 12:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Co-Founder dan salah seorang CEO Crown Group, Iwan Sunito. Foto: Wendiyanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Co-Founder dan salah seorang CEO Crown Group, Iwan Sunito. Foto: Wendiyanto/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dua sosok pengembang properti terkenal di Australia, Paul Sathio dan Iwan Sunito, memutuskan pecah kongsi lewat perusahaan Crown Group setelah bermitra hampir 30 tahun.
ADVERTISEMENT
Paul Sathio selaku Co-Founder and CEO Crown Group Holdings, dan juga pemegang saham terbesar Crown Group yang telah berdiri sejak tahun 1996, mengajukan tuntutan untuk memutuskan kerja sama dengan Iwan Sunito dan melikuidasi Crown Group.
Paul, melalui PNR International, terpaksa mengajukan tuntutan di pengadilan karena perselisihan berkepanjangan dengan Iwan Sunito selaku mitra bisnisnya. Tindakan hukum ini menandai eskalasi perselisihan berkepanjangan dua pendiri Crown Group, yang mengakibatkan kegiatan bisnis perusahaan terombang-ambing sejak beberapa tahun terakhir.
Untuk menghindari kepincangan lebih lanjut, Paul Sathio selaku pemegang saham menjaga kelangsungan operasional Crown Group menyuntikkan modal ke perusahaan guna melanjutkan sejumlah kegiatan, seperti pembayaran gaji-gaji karyawan, pembayaran sewa kantor, pembayaran pajak, pembayaran bunga bank, hingga pembayaran tagihan dari para sub-kontraktor.
ADVERTISEMENT
Total dana yang telah dikeluarkan untuk menjaga agar Crown Group tetap beroperasi dalam beberapa tahun terakhir bahkan sudah mencapai hampir AUD 50 juta atau sekitar Rp 500 miliar.
Apartemen Waterfall, salah satu unit hunian di Sydney Australia yang dibangun Crown Group. Foto: Dok. Crown Group
Sebaliknya, Iwan Sunito tidak pernah menyuntikkan dana. Bahkan, Iwan justru menghalangi proses pembayaran kepada pihak berelasi dengan Crown Group sehingga menyebabkan beberapa proyek dalam posisi default.
Berdasarkan pengajuan gugatan di pengadilan, Paul telah menunjuk BDO Australia selaku likuidator sementara (provisional liquidator) pada Agustus 2023. BDO Australia memiliki wewenang atas semua aset Crown Group yang nantinya akan digunakan untuk memenuhi kewajiban dalam bentuk utang atau tagihan lainnya dan untuk menyelamatkan kekayaan Perseroan yang masih tersisa.
“Kemitraan antara Paul Sathio dan Iwan Sunito sudah tidak dapat dilanjutkan. Oleh karena itu, manajemen menunjuk pihak independen (likuidator) untuk mengendalikan perusahaan,” ujar Manajemen Crown Group dalam pernyataan resmi, Selasa (12/3).
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Paul dan Iwan telah membuat kesepakatan dalam hal pembagian portofolio Crown Group pada bulan September tahun 2022. Akan tetapi, Iwan mengingkari perjanjian ini, sehingga Paul akhirnya memilih mengambil jalur hukum.
Crown Group tercatat telah merampungkan sejumlah proyek besar berlokasi strategis seperti Top Ryde City Living-Top Ryde, Skye-North Sydney, V Parramatta, Arc-Sydney CBD, Infinity-Green Square, Waterfall-Waterloo, dan The Grand–Eastlake.

Beda Fokus Sathio dan Sunito

Founder yang juga CEO Development Crown Group, Iwan Sunito. Foto: Wendiyanto/kumparan
Paul Sathio dan Iwan Sunito saat ini telah berpisah dan menjalankan bisnis pengembang properti masing-masing tanpa memiliki keterkaitan satu sama lain. Iwan Sunito memiliki beberapa sayap usaha baru seperti One Mastery Developments Pty Ltd. dan One GC Chatswood Pty Ltd. Namun, kedua proyek itu kini tengah menghadapi tuntutan hukum.
One Mastery Developments Pty Ltd tengah dalam proses likuidasi dengan likuidator yang ditunjuk pada tanggal 4 September 2023 setelah terjadi gagal bayar tagihan kepada kontraktor. Kemudian, One GC Chatswood Pty Ltd dibubarkan dan dimasukkan ke dalam kurator pada September 2023 dan kini berada di bawah Administrasi Eksternal Australia.
ADVERTISEMENT
Selain itu, salah satu aset milik Iwan Sunito melalui bisnis pribadinya dilaporkan tengah terbelit masalah. Proyek Macquarie Park, seperti ditulis oleh The Australian Financial Review (18/8/23) dimana Iwan Sunito harus menghadapi tuntutan hukum karena diduga gagal membayar kembali pinjaman senilai AUD 4,5 juta atau sekitar Rp 45 miliar.
Di lain pihak, Paul kini menjalankan bisnis properti di bawah bendera Sathio Group Pty Ltd. Perusahaan itu telah mengakuisisi beberapa lokasi pengembangan properti dan apartemen mewah di sejumlah kota Australia seperti Sydney dan Brisbane.
Sathio Group saat ini memiliki beberapa proyek prestisius antara lain proyek mixed residential di Burwood and 2 proyek besar di Bringelly, masing-masing seluas 2 hektare dengan total apartemen lebih dari 1.100 unit. Bringelly berlokasi dekat dengan bandara baru Sydney yang direncanakan selesai dalam 2 tahun mendatang lengkap dengan fasilitas kereta ringan.
ADVERTISEMENT