Duterte Lockdown Manila Karena Virus Corona, Bagaimana Nasib Ekspor Kereta INKA?

13 Maret 2020 15:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Foto: REUTERS/Eloisa Lopez
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Foto: REUTERS/Eloisa Lopez
ADVERTISEMENT
Meluasnya penyebaran virus corona membuat beberapa negara mengeluarkan kebijakan mengisolasi kota atau lockdown. Salah satunya Filipina, yang mengisolasi aktivitas di Ibu kotanya, Manila.
ADVERTISEMENT
Presiden Rodrigo Duterte mengumumkan kebijakan isolasi Manila pada Kamis malam kemarin waktu setempat. Penerbangan dari dan menuju Manila disetop. Begitupun jalur darat dan laut.
"Krisis ini sangat, sangat jelas. (Virus) menyebar ke seluruh negeri," kata Duterte seperti dikutip dari straitstimes setelah bertemu satuan tugas antar-lembaga yang menangani wabah tersebut.
Per 13 Maret, kasus corona di Filipina mencapai 52 orang dengan 849 suspect. Sudah ada 5 orang yang meninggal dunia di Metro Manila. Menyusul hal ini, status emergency ditingkatkan menjadi alert level-4, code red, sublevel-2.
Manila, yang merupakan pusat kota Filipina, adalah daerah tersibuk, padat, dan kumuh, serta kemacetan yang amat mengerikan. Dikhawatirkan virus corona akan menyebar begitu cepat di wilayah yang terdiri dari 16 kota yang menyatu tersebut.
Philippine Stock Exchange Plaza. Foto: Angga Sukmawijaya/kumparan
Berdasarkan laporan Reuters, Pengumuman lockdown langsung berdampak pada ekonomi Filipina. Indeks saham Filipina turun 4,53 persen pada pagi tadi.
ADVERTISEMENT
Operator sempat menghentikan perdagangan selama 15 menit. Ini merupakan penghentian perdagangan saham kedua dalam dua hari.
Menteri Keuangan Filipina pada hari ini memerintahkan dana pensiun negara untuk mendukung pasar saham dengan meningkatkan investasi harian mereka, setelah kekalahan pasar global yang dipicu ketakutan akan pandemi virus corona.
Sekretaris Keuangan Carlos Dominguez, mengaku telah menginstruksikan Sistem Asuransi Layanan Pemerintah dan Sistem Jaminan Sosial mengambil keuntungan dari harga saham yang rendah.
"Mendukung pasar saham dengan setidaknya menggandakan volume pembelian rata-rata harian mereka." katanya.
Kemacetan di ruas jalan Manila. Foto: Angga Sukmawijaya/kumparan
Kota Termacet Asia Adalah Manila
Jika ingin melihat kemacetan yang lebih parah dari Jakarta, maka datanglah ke Manila. Kota berpenduduk 13 juta jiwa, ini memiliki transportasi publik yang payah. Selain bus kota, Manila hanya mengandalkan Manila Metro Rail Transit sebagai transportasi publik andalan.
ADVERTISEMENT
Tak heran, kemacetan selalu menyergap. Setiap hari, kendaraan tumplak mengular di jalanan Manila. Ditambah dengan para pejalan kaki yang berjejal untuk menuju tempat kerjanya.
Manila memang sibuk. Kota ini menjadi yang termacet di Asia, versi Asian Development Bank atau ADB. Dalam studi ADB yang dirilis Oktober 2019, dari 278 kota di negara-negara berkembang Asia, 10 kota memiliki nilai kemacetan rata-rata 1,24.
Artinya, perjalanan saat jam sibuk membutuhkan waktu 24 persen lebih lama dibandingkan di luar jam sibuk. Sementara Manila, kota ini meraih skor 1,5, jauh lebih parah dibandingkan kota-kota lain. Untuk menempuh jarak yang hanya 4 kilometer saja, butuh waktu hampir 1 jam.
Warga Manila antree naik Jeepney. Foto: Angga Sukmawijaya/kumparan
Itu sebabnya Filipina berniat memperbaiki transportasi publiknya dengan mengimpor kereta dari Indonesia. Pada Desember 2019, PT INKA (Persero) sudah mengirimkan dua rangkaian kereta Diesel Multi Unit. Rangkaian kereta tersebut saat ini sudah beroperasi di Filipina.
ADVERTISEMENT
Adapun Philippine National Railways (PNR), perusahaan milik negara Filipina, secara total memesan 6 rangkaian kereta DMU dan 3 lokomotif dan 15 kereta penumpang dari INKA. Total nilai kontrak yang diraih PT INKA dari Philippines National Railways mencapai Rp 792 miliar.
Project Manajer PT INKA di Filipina, Dadik, mengatakan akibat kebijakan lockdwon Duterte, pengiriman kereta ke Filipina akan dijadwalkan. Rencananya, pada 20 Maret 2020, INKA akan mengirimkan 2 trainset dan 4 car formation ke Manila.
Dua trainset kereta buatan INKA tiba di South Harbour, Manila. Foto: Angga Sukma Wijaya/kumparan
Namun, Dadik memastikan ekspor akan tetap berlanjut. Dia mengatakan kondisi tersebut hanya menyebabkan perubahan jadwal pengiriman saja. Menurut dia, pengiriman kemungkinan akan ditunda hingga dua pekan ke depan.
"Hanya pengiriman di-reschedule. Kemungkinan dua minggu," ujarnya.
ADVERTISEMENT