Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
East Ventures Gelontorkan Pendanaan USD 80 Juta Sepanjang 2023
3 Januari 2024 15:42 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Perusahaan modal ventura , East Ventures sepanjang tahun 2023 ini telah memberikan pendanaan hingga USD 80 juta kepada perusahaan portofolio tahap awal (seed) dan lanjutan (growth).
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2023, East Ventures berhasil menyelesaikan 63 deal, menyambut 29 perusahaan portofolio baru dan menginvestasikan hampir USD 80 juta ke perusahaan portofolio tahap awal (seed) dan lanjutan (growth)," kata Founding Partner East Ventures, Willson Cuaca dalam rilis resmi, Rabu (3/12).
Willson menjelaskan, investasi tersebut tersebar di berbagai sektor, termasuk perusahaan pendukung e-commerce, biotech, Software as a Service (SaaS), kendaraan listrik, teknologi iklim, dan banyak lagi.
Dari sisi penggalangan dana, pada Mei 2023, East Ventures berhasil mengantongi USD 250 juta dari penutupan pertama dan terakhir dari dana Growth Plus. Dana ini ditujukan untuk mendukung perusahaan portofolio tahap lanjutan (growth stage) dalam ekosistem yang dinilai berpotensi tinggi.
Lima bulan kemudian, East Ventures mengumumkan East Ventures South Korea fund in partnership with SV Investment senilai USD 100 juta. Dana ini diharapkan mencapai penutupan perdana pada semester pertama 2024.
Terakhir, East Ventures mengumumkan dana pertama yang berfokus pada layanan kesehatan (Healthcare) sebesar USD 30 juta yang didedikasikan untuk mendorong solusi layanan kesehatan inovatif di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Dengan total penggalangan dana USD 380 juta dari berbagai jenis dana, kami di East Ventures menunjukkan komitmen kuat pada tiga hal utama: diversifikasi sektor, kolaborasi regional, dan membangun Asia Tenggara yang produktif dan sehat untuk saat ini, esok, dan generasi mendatang," kata Willson.
Pendanaan yang dilakukan East Ventures ini membuahkan hasil. Willson menjabarlan, dari 90 persen startup yang berada dalam tahap lanjutan (growth stage) dalam portofolio East Ventures, 30 persen berada di jalur menuju profitabilitas, 60 persen sudah menghasilkan profit, dan 10 persen sisanya masih berusaha untuk beradaptasi.
Proyeksi 2024 dan Potensi Besar ASEAN
Willson mengatakan pihaknya akan terus memperkuat posisinya dalam ekosistem digital di Indonesia, kawasan Asia Tenggara, maupun pada sektor yang lebih luas.
"Kami juga optimis pada ketangguhan ekonomi kawasan Asia Tenggara. Dengan total Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) senilai USD 4 triliun, populasi 650 juta jiwa, lebih dari 70 juta bisnis kecil dan menengah, serta potensi peningkatan ekonomi sebesar USD 20 miliar. Asia Tenggara menawarkan peluang investasi yang menarik di berbagai negara," kata Willson.
ADVERTISEMENT
Willson melihat, di Indonesia dan Thailand unggul dalam hal industri manufaktur otomotifnya. Indonesia tengah membangun industri baterai listrik, sementara Thailand menjadi produsen komponen-komponen otomotif. Dua negara ini menurutnya akan menciptakan sinergi dan menarik investasi yang signifikan di ekosistem kendaraan listrik.
Managing Partner East Ventures, Roderick Purwana, mengatakan ada beberapa indikasi yang membuat East Ventures optimis menyambut 2024. Pertama adalah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) berpotensi menurunkan suku bunga acuan pada tahun 2024, ini memberi harapan pertumbuhan ekonomi AS lebih tinggi.
"Hal ini bisa menjadi angin segar bagi industri teknologi. Ibarat melihat secercah langit biru di antara awan tebal, sesuatu yang menjanjikan," kata Roderick.
Meski begitu, East Ventures tetap waspada melihat rintangan di depan, seperti ketegangan geopolitik di beberapa wilayah masih berpotensi menimbulkan gejolak pasar yang besar. Selain itu, momen pemilihan umum di Amerika dan Indonesia yang semakin dekat mengakibatkan jalan ke depan masih butuh kewaspadaan dan fokus.
ADVERTISEMENT
"Memasuki 2024 pasti banyak ketidakpastian. Ketegangan geopolitik di beberapa negara dan ketidakstabilan ekonomi global menyebabkan volatilitas yang besar. Namun, kami
melihat tanda-tanda positif. Kami tetap waspada, memantau dengan cermat, dan fokus pada tujuan kami terlepas dari fluktuasi eksternal," pungkas Roderick Purwana.
Live Update