EBT Butuh Capex Besar, Rencana Merger BUMN Geothermal Dinilai Tepat

31 Oktober 2022 16:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PLTP Kamojang yang dioperasikan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). Foto: Dok PGE
zoom-in-whitePerbesar
PLTP Kamojang yang dioperasikan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). Foto: Dok PGE
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rencana merger BUMN geothermal atau panas bumi PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan PT PLN Gas & Geothermal dengan PT Geo Dipa Energi (Persero), digaungkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir.
ADVERTISEMENT
Pengamat BUMN Universitas Indonesia, Toto Pranoto, menilai rencana tersebut adalah keputusan yang tepat. Dia menyebutkan, merger BUMN geothermal ini bisa memberikan nilai tambah lebih besar daripada berdiri masing-masing.
"Value creation dari langkah efisiensi operasional (cost reduction program) bisa lebih besar, termasuk potensi membesarkan sales ke PLN karena jaringan mereka yang lebih terintegrasi," ujarnya kepada kumparan, Senin (31/10).
Toto menjelaskan, langkah Ini penting karena tren green energy akan bersifat mandatory atau wajib. Di sisi lain, bauran energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia masih sekitar 11 persen dari target 23 persen di 2025 sesuai RUEN.
Selain itu, dia pun menggarisbawahi kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex) pengembangan EBT sangat besar. Dengan begitu, rencana Erick Thohir membuat BUMN panas bumi dinilai tepat.
ADVERTISEMENT
"Langkah merger BUMN geothermal ini saya anggap sudah tepat. Posisi BUMN merger bisa lebih kuat dalam bargaining position ke kreditur serta investor lain yang berminat," pungkas Toto.
Sebelumnya, Erick Thohir menilai konsolidasi anak usaha atau subholding Pertamina dan PLN yang bergerak di sektor panas bumi dengan Geo Dipa akan memperkuat pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dalam sektor panas bumi.
"Kita mempunyai tiga perusahaan yang sebenarnya sudah melakukan geothermal ini, ada Pertamina, PLN, satu lagi ini Geo Dipa yang berada di bawah Kemenkeu. Memang ini perlu waktu, saya inginnya tahap awal memergerkan ini menjadi satu kesatuan," ujar Erick dalam acara Road to G20 yang diselenggarakan Himpuni IPB pada Rabu (26/10).
Suasana pengelolaan panas bumi nasional oleh PT Pertamina Geothermal Energy. Foto: Dok. Pertamina
Erick menyampaikan potensi panas bumi yang luar biasa dibandingkan jenis EBT lain seperti angin dan panel surya dan angin. Berbeda dengan tenaga angin dan surya, lanjut Erick, panas bumi juga lebih konsisten dan tidak memiliki hambatan ketersediaan pasokan.
ADVERTISEMENT
"Geothermal ini sangat luar biasa. Karena ini salah satu daripada baseload, kita tahu kalau solar dan angin itu terbatas, tidak bisa sustain, tapi baseload itu hanya di geothermal atau di hydro. Nah ini kenapa geothermal ini yang kita dulu kan," ucap Erick.
Dalam tahap awal, Erick telah melakukan konsolidasi antara Pertamina dan PGE agar bisa mendapat akses pendanaan baru untuk EBT, salah satunya pilihannya dengan go public alias melantai di bursa saham (IPO) supaya tidak membebani keuangan negara atau terus meningkatkan utang. Erick menyampaikan proses konsolidasi anak usaha atau subholding Pertamina dan PLN dengan Geo Dipa akan dilakukan secara bertahap.