EBT Ramai Dibicarakan, Nyatanya Energi Fosil Masih Jadi Andalan

18 Agustus 2022 22:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Binary Cycle di Lahendong, Sumatera Utara milik PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), Jumat (18/2). Foto: Dok. Pertamina Geothermal Energy
zoom-in-whitePerbesar
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Binary Cycle di Lahendong, Sumatera Utara milik PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), Jumat (18/2). Foto: Dok. Pertamina Geothermal Energy
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia tengah mengejar transisi energi dari bahan bakar fosil ke sumber daya yang lebih bersih. Pemerintah menargetkan bauran energi 23 persen pada 2025 dan bebas karbon emisi pada 2060.
ADVERTISEMENT
Matahari, angin, air, hingga panas bumi menjadi sumber daya alam unggulan yang digunakan pemerintah untuk merealisasikan itu. Sayangnya, transisi energi banyak menghadapi tantangan karena tak bisa begitu saja lepas dari energi fosil.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Eddy Soeparno, mengatakan transisi energi merupakan impian yang masih sulit untuk dicapai, mengingat banyaknya lapisan masalah yang dihadapi.
“Karena meski kita pada hari ini bicara EBT (Energi Baru dan Terbarukan) yang menurut hemat kami proses transformasi energi tidak terelakkan tapi dalam waktu cukup lama kita masih akan tetap andalkan energi fosil,” ujar Eddy dalam diskusi 'Capaian dan Tantangan Satu Tahun Pengelolaan Blok Rokan oleh Pertamina Hulu Rokan', Kamis (18/8).
Sekjen PAN Eddy Soeparno. Foto: Annisa Thahira Madina/kumparan
Ia menekankan tantangan terbesar dalam mewujudkan transisi terletak pada pendanaan. Dalam pengelolaan suatu blok migas, Indonesia masih bergantung pada dana investasi dalam jumlah besar.
ADVERTISEMENT
Kemudian lapisan tantangan lainnya adalah teknologi. Dibutuhkan teknologi yang tepat untuk mendorong transformasi energi, sementara proses birokrasi di BUMN sangat berliku-liku dan memakan waktu lama.
Senada, Anggota Dewan Energi Nasional Republik Indonesia Satya Widya Yudha menyatakan sepenuhnya menghilangkan energi fosil belum memungkinkan di Indonesia, namun ia optimistis bahwa energi terbarukan dapat berkembang di Indonesia.
Saat ini, Indonesia hanya memberdayakan 5 persen EBT, akan tetapi ia memprediksi pada 2050 pemberdayaan EBT Indonesia akan mencapai 31 persen, melebihi penggunaan energi energi tak terbarukan, dengan catatan Indonesia memiliki teknologi yang mumpuni.
“Teknologi sangat vital dalam proses transisi energi, kita sangat mampu untuk mengurangi emisi karbon di Indonesia, meskipun tidak sepenuhnya,” ucapnya.
Reporter: Nabil Ghazi Jahja
ADVERTISEMENT