Eddy Soeparno dan Hashim Bertemu Tony Blair Bahas Percepatan Proyek PLTN

22 April 2025 17:40 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dari Fraksi PAN Eddy Soeparno di Kawasan Hotel Oriental Jakarta, Selasa (22/4/2025). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dari Fraksi PAN Eddy Soeparno di Kawasan Hotel Oriental Jakarta, Selasa (22/4/2025). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dari Fraksi PAN Eddy Soeparno dan Utusan Khusus Presiden Hashim Djojohadikusumo bertemu Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair pada Selasa (22/4) di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Pertemuan itu membahas rencana percepatan penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia.
"Tadi ada pembahasannya (PLTN dipercepat), pertama, mengenai transisi energi, teknologi terkini dalam energi terbarukan," ungkap Eddy Soeparno kepada awak media di Hotel Oriental Mandarin Jakarta, Selasa (22/4).
Eddy mengatakan, saat ini di Inggris telah dikembangkan teknologi PLTN berbasis modular yang relatif kecil berkekuatan 300-500 megawatt (MW). Katanya, teknologi ini cocok diterapkan di negara kepulauan seperti Indonesia.
"Di Inggris sudah dikembangkan teknologi dimana sekarang bisa dibangun pembangkit nuklir yang modular, yang relatif kecil, 300-500 MW," lanjutnya.
Eddy bilang, teknologi PLTN modular itu bakal dibahas lebih lanjut lagi. Dalam hal ini, Eddy dan Hashim sedang menunggu materi presentasi yang bakal disampaikan perusahaan PLTN modular di Inggris.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Eddy tak merinci secara spesifik perusahaan mana yang dimaksud.
"Kita nanti akan menunggu materi presentasi yang disampaikan oleh perusahaan yang dimaksud, lebih dalam lagi, bagaimana teknologi nuklir bisa diadopsi di Indonesia ke depannya," imbuh Eddy.
Pertemuan Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno, Utusan Khusus Presiden Hashim Djojohadikusumo dan Mantan PM Inggris Tony Blair di Hotel Oriental Jakarta, Selasa (22/4/2025). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparan
Kalimantan Barat dan Bangka Belitung disebut bakal menjadi lokasi pengembangan PLTN di Indonesia.
Menurut Eddy, kepastian pengembangannya bakal dilihat lebih dulu, karena Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 masih dalam proses penyelesaian. Di dalam RUPTL 2025-2034 direncanakan ada 1 GW energi nuklir yang akan dikembangkan.
Ini tercantum dalam Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 314.K/TL/01/MEM.L/2024 tentang Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN). Beleid itu mengubah RUKN 2019-2038 yang sebelumnya berlaku melalui Kepmen ESDM Nomor 143 K/20/MEM/2019.
ADVERTISEMENT
Dalam RUKN terbaru, potensi sumber daya logam radioaktif di Indonesia berupa thorium dan uranium terungkap berdasarkan Laporan Teknis Ringkas yang diterbitkan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Potensi tersebut tersebar di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sekitar 2.840 ton uranium U308 dan sekitar 4.729 ton thorium. Sementara potensi sumber daya di Provinsi Kalimantan Barat sekitar 2.394 ton uranium U308.
Lebih lanjut, kata Politisi PAN itu, tahun 2038 diharapkan sumber-sumber energi terbarukan di Pulau Jawa akan habis. Sehingga, dibutuhkan alternatif energi lain seperti nuklir, termasuk pengembangan dari battery storage secara nasional.
"Jangan lupa 2038 diharapkan sumber-sumber energi terbarukan di Jawa akan habis. Dan ini saya kira penting sekali karena banyak energi terbarukan itu kan sifatnya intermittent, hanya bisa digunakan untuk jam-jam tertentu, tidak 24 jam, sehingga itu menjadi sangat penting untuk kedepannya," ucap Eddy.
ADVERTISEMENT